Surabaya, MercuryFM – Terkait tayangan kontroversial oleh Trans7 yang melecehkan Kiai dan pesantren khususnya Ponpes Lirboyo Kediri, Dewan Koordinasi Cabang (DKC) Garda Bangsa Surabaya, sebagai organisasi yang mewakili santri dan pondok pesantren di Jawa Timur, mengecam apa yang dilakukan Trans 7 tersebut.
Nasfa Uuth Akhmadie, Ketua Garda Bangsa Surabaya menuntut Trans7 segera menghentikan siarannya di wilayah Surabaya dan Jawa Timur, serta meminta permintaan maaf resmi dan klarifikasi tertulis.
Menurut Mas Uuth sapaan akrabnya, pihaknya menegaskan bahwa penghinaan terhadap pondok pesantren dan santri tidak dapat dibiarkan. Trans7 harus menghentikan semua proses siaran lokal di wilayah Jawa Timur sampai persoalan ini diselesaikan.
“Selain itu, kami menuntut tayangan tersebut dihapus dari semua platform media termasuk YouTube dan media sosial. Permintaan maaf terbuka harus disiarkan dan diberikan hak jawab kepada pihak pondok pesantren serta para kiai yang merasa dihina,” ujarnya.
Selain itu kata Uuth pihaknya juga juga meminta Trans7 mengirimkan klarifikasi resmi tertulis dalam waktu 1 hari kerja kepada DKC Garda Bangsa Surabaya sebagai bentuk pertanggungjawaban.
“Sebagai santri dan alumni pesantren, kami tidak akan tinggal diam saat harga diri dan kehormatan lembaga kami dihina. Kami tegas menuntut Trans7 mengambil tindakan nyata dan bertanggung jawab penuh,” tegas Mas Uuth.
Sekedar diketahui DKC Garda Bangsa Surabaya selain organisasi sayap DPC PKB Surabaya, juga organisasi yang mewadahi santri dan kader bangsa yang aktif dalam program penguatan karakter dan nilai keislaman, serta mendukung gerakan “Ayo Mondok” di tingkat nasional. (ari)

