Surabaya, MercuryFM – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur melaporkan bahwa provinsi ini mengalami inflasi sebesar 0,15% pada Oktober 2024 (month-to-month) dan 1,66% secara tahunan. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep, sementara yang terendah tercatat di Kabupaten Gresik.
“Dari 11 kota yang dihitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi bulan Oktober 2024 tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,36%, sedangkan yang terendah di Kabupaten Gresik dengan 0,07%,” ujar Kepala BPS Jatim, Dr. Ir. Zulkipli, dalam konferensi pers pada Jumat (1/11/2024).
Rincian inflasi m-to-m berdasarkan IHK pada Oktober 2024 di beberapa wilayah Jatim menunjukkan Kabupaten Gresik sebesar 0,07%, Kota Surabaya 0,11%, Kabupaten Jember 0,14%, dan Kota Kediri 0,16%. Sementara itu, Kota Malang, Probolinggo, dan Madiun masing-masing tercatat 0,20%, Kabupaten Bojonegoro 0,22%, Kabupaten Tulungagung 0,25%, Kabupaten Banyuwangi 0,26%, dan Kabupaten Sumenep 0,36%.
Zulkipli menjelaskan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi pada bulan Oktober 2024 dengan kontribusi sebesar 0,12 persen. Beberapa komoditas yang berperan besar terhadap inflasi tersebut antara lain daging ayam ras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), dan kopi bubuk, yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan sepanjang tahun ini.
Selain itu, komoditas lain seperti emas perhiasan dan beras juga memberikan andil terhadap inflasi di Jawa Timur sepanjang tahun 2024.(dan)