Hong Kong, MercuryFM – Para perantau di luar negeri baik sebagai mahasiswa maupun pekerja migran Indonesia (PMI), dipandang Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas, sebagai duta nilai-nilai luhur bangsa di luar negeri.
Apresiasi tersebut disampaikan Menag dalam sambutannya di acara halal bihalal virtual Universitas Terbuka (UT) Kelompok Belajar (Pokjar) Hong Kong, yang juga diikuti oleh Persatuan Mahasiswa (PERMA) UT Hong Kong, dan mahasiswa UT di berbagai negara beserta beragam elemen PMI di Hong Kong, pada Minggu siang (30/5/2021).
“Perilaku, perkataan, dan tindak-tanduk senantiasa harus tetap dicerminkan kepada budaya bangsa Indonesia, yang bekerja keras, rukun dan menjunjung tinggi perdamaian. Saya mengajak mahasiswa Universitas Terbuka dan Pekerja Migran Indonesia di seluruh dunia, untuk menjadi pribadi-pribadi unggul. Berbekal pengetahuan dan terus semangat untuk belajar. Bermental optimis serta mandiri,” tandas Menag yang juga Ketua Umum PP GP Ansor ini menyemangati.
Acara halal bihalal daring dengan tema “Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di Perantauan untuk Indonesia Maju” ini semakin berlangsung khidmat dengan tausiah yang disampaikan KH. Muhammad Yusuf Chudlori, Pengasuh Pondok Pesantren Salafi Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah.
Dikatakan oleh kiai muda yang lekat dengan sapaan Gus Yusuf ini, halal bihalal merupakan semangat membangun ukhuwah Islamiyah khas budaya bangsa Indonesia, yang tidak dimiliki oleh bangsa muslim di negara lain. Gus Yusuf Chudlori dalam sesi tausiah ini memaparkan kesejarahan tradisi halal bihalal pertama kali yang digagas oleh Presiden pertama RI, Ir.Soekarno bersama salah satu kiai pendiri NU, KH. Abdul Wahab Chasbullah, pada tahun 1948 di Istana Merdeka.
Hikmah dari tradisi bangsa yang berbasis nilai-nilai agama yang bernama halal bihahal ini, kata Gus Yusuf, terbukti ampuh sebagai sarana ishlah (rekonsiliasi) sosial-politik semasa itu.
“Tradisi yang banyak manfaatnya, banyak maslahah (kebaikan)nya, tujuannya jelas untuk menciptakan kerukunan, kekompakan, lha ini yang terus kita jaga, kita uri-uri. Ya mesti dalam situasi pandemi, kita tidak bisa bersilaturahim secara fisik, kita tetap menyelenggarakan halal bihalal meski secara virtual. Insyaallah, tidak akan mengurangi nilai-nilai dan tujuan pokoknya untuk saling memaafkan,” tutur pria yang juga dikenal sebagai budayawan ini.
Perlu diketahui, acara ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor IV UT, Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D. Ketua Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) UT, Dr. Pardamean Daulay, S.Sos., M.Si., Guru Besar UT, Prof.Dr. Maximus Gorky Sembiring, Drs., M.Sc., Konsul Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan (Pensosbud) KJRI Hong Kong, Theodora Elfani Prassanti, dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Beijing, Yaya Sutarya.
Dalam acara ini, dimeriahkan pula dengan berbagai penampilan seni yang juga disajikan secara virtual, antara lain pencak silat dari PCI Pagar Nusa NU Hong Kong, Tari Jaranan khas Jawa Timur dari Komunitas PMI Ijo-ne Hong Kong, seni orkestrasi biola dari Komunitas Musik PMI Under Bridge Hong Kong, dan Tari Gemufamire dari UKM Seni Tari UT Hong Kong. (roni)