Jakarta, MercuryFM – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyoroti sinergi yang memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional. Bank Indonesia meramalkan pertumbuhan ekonomi antara 4,7 hingga 5,5 persen pada 2024 dan 4,8 hingga 5,6 persen pada 2025.
Dalam upaya mengoptimalkan kebijakan inovatif dan menjaga stabilitas makroekonomi serta sistem keuangan, Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023 (PTBI) diselenggarakan oleh KPw BI Jatim. Acara ini berlangsung di Lantai 4 Gedung BI Jatim Balambangan, Jalan Pahlawan Surabaya.
Gubernur Perry Warjiyo menegaskan komitmen Bank Indonesia dalam memperkuat sinergi kebijakan. Ia mengakui adanya tantangan seperti suku bunga tinggi di negara berkembang, termasuk Amerika Serikat, serta ketidakpastian global di Amerika Latin, Eropa, dan Asia Tengah, termasuk Asean.
Perry Warjiyo mengemukakan bahwa kunci ketahanan dan kebijakan ekonomi nasional melibatkan sinergi dalam ilmu pengetahuan, pengalaman, doa, dan keyakinan. Di tengah gejolak global, Indonesia optimis dan waspada, dengan stabilitas nilai tukar rupiah dan sistem keuangan tetap terjaga.
Transformasi sektor riil untuk menggerakkan ekonomi melibatkan infrastruktur fisik dan digital, hilirisasi sumber daya alam, pariwisata, ekonomi kreatif, digitalisasi, perizinan bisnis yang ramah, dan investasi.
Perry menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1–5,9 persen pada 2026, 5,3–6,1 persen pada 2027, dan 5,3–6,1 persen pada 2028, dengan target inflasi sekitar 2,5 ± 1 persen.
Kebijakan moneter 2024 bertujuan menjaga stabilitas, sementara tahun 2023 fokus pada stabilitas nilai tukar akibat ketidakpastian ekonomi global. Pengelolaan devisa melibatkan alokasi sesuai dinamika pasar global, dengan perluasan instrumen penempatan devisa hasil ekspor sumber daya alam.
Perry mengungkapkan kebijakan Makroprudential 2024 dengan instrumen yang tetap longgar. Namun, ada penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudential (PLM) dengan memberikan fleksibilitas likuiditas perbankan sekitar triliun untuk menjaga stabilitas kredit dan sistem keuangan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Rizki E Wimanda, menyatakan optimisme Jawa Timur dalam memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional. Bank Indonesia juga memaparkan kebijakan pendalaman dan pengembangan pasar uang 2024, penguatan Surveillance Sistemik, kebijakan sistem pembayaran 2024, dan akselerasi digitalisasi termasuk pengembangan sistem pembayaran ritel, nilai besar, pusat data transaksi pembayaran, dan digital rupiah.
Penguatan mandat Bank Indonesia, sesuai UU P2SK dan UU BI, mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Bank Indonesia bertujuan mencapai stabilitas nilai rupiah, menjaga stabilitas sistem pembayaran nasional, serta turut menjaga stabilitas sistem keuangan.(dan)