Sby,MercuryFM – Bank Indonesia perwakilan Jatim mengamini tahun 2020 Jatim akan cukup berat untuk bisa meraih target pertumbuham ekonomi yang dipatok sampai 6 persen dari pertumbuhan tahun 2019 ini yang mencapai 5,52 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah Jatim Difi A Johansyah menuturkan, tahun ini kegiatan ekspor dan impor Jatim mengalami penurunan. Disusus juga dengan aktifitas kredit korporasi yang juga mengalami perlambatan.
Untuk itu, kunci pertumbuhan ekonomi Jatim adalah tumbuh bersama bila ingin meraih target pertumbuhan yang dipatok angka masimal sampai 6 persen.
Jatim pertumbuhan cukup bagus, tapi provinsi lain di wilayah Timur yang menjadi mitra Jatim alami pertumbuhan yang melambat. Ini lanjut Defi menjadi salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi di Jatim akan erat nantinya di tahun 2020. Karena Jatim tidak bisa berdiri sendirian tapi harus ditopang pula oleh provinsi lain yang ada si kawasan timur Indonesia.
“Jatim harus bisa bersinergi dengan provinsi yang menjadi mitranya untuk tumbuh bersama mendongkrak pertumbuhan ekonominya. Tanpa kebersamaan maka akan cukup berat merealisasikan pertumbuhan ekonomi yang di patok nanti,” tutur Difi di Surabaya, Senin (30/12/19)
Kata Difi pola sinergi antar daerah yang dibangun Jatim menunjukkan aktifitas perdagangan cukup stabil untuk Jatim. Namun, hal itu masih belum sesuai harapan karena mitra Jatim di Indonesia timur masih mengalami perlambatan.
“Kerjasama antar daerah sangat diperhitungkan untuk target pertumbuhan ekonomi kita yang mencapai 5,32 persen. Itu dengan base line pertumbuhan kredit yang melambat 7,7 persen,” tutur dia.