Surabaya, MercuryFM – Semenjak dikenalkan kepada masyarakat, pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan perekonomian ekonomi nasional. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan, industri berbasis syariah akan tumbuh pada 2021 ini.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, selama tahun 2019 lalu Produk Domestik Bruto (PDB) secara nasional hanya 5,02 persen. Sementara PDB syariah nasional, menurutnya, tumbuh 5,9 persen.
Wimboh memperkirakan bahwa ekonomi syariah di Indonesia ini akan mengalami tren peningkatan pada tahun-tahun yang akan datang. Karena menurutnya, industri syariah di dunia merupakan new bisnis.
“Ini merupakan new bisnis. Apalagi semua pemangku kepentingan, termasuk industri, punya semangat besar untuk ini,”kata Wimboh Santoso, Selasa (30/3/2021).
Ditegaskan Wimboh, industri syariah di dunia saat ini tidak bisa dikaitkan lagi dengan salah satu agama. Muslim, misalnya. Karena menurutnya, halal food di dunia juga dikonsumsi masyarakat non muslim. Demikian halnya dalam hal fashion. Tidak hanya orang muslim yang memakai produk fashion halal, tapi juga disukai oleh masyarakat dunia secara umum. Karena itulah industri syariah bertumbuh.
Di Indonesia sendiri, pertumbuhan ekonomi syariah juga ditunjukkan dengan pertumbuhan positif di bidang perbankan. Jumlah kredit bank syariah menurutnya tumbuh lebih tinggi dari konvensional.
“Selama pandemi 2020 kemarin, kredit perbankan syariah itu tumbuh lebih tinggi dari konvensional. Kredit perbankan syariah saat itu tumbuh 14 persen. Otomatis, akan lebih tinggi pada tahun ini,” ujarnya.
Indonesia merupakan negara dengan masyarakat muslim yang sangat besar. Seharusnya industri syariah ini tumbuh sangat pesat. Tapi menurutnya ada satu kendala yang perlu diatasi. Masih banyak penduduk di Indonesia terkategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Menurutnya, mereka ini perlu dibina bersama dengan dorongan yang kuat agar lebih maju.
“Apalagi perkembangan ekonomi kita juga masih didukung konvensional. Makanya kita perlu bikin terobosan bagaimana Indonesia ini jadi pusat masyarakat syariah dunia,” katanya.
Menurutnya, untuk menciptakan masyarakat yang syariah perlu penyiapan ekosistem pelakunya, produknya, juta kualitasnya. Jatim, menurutnya, sudah mulai menciptakan ekosistem berbasis syariah dengan ribuan pesantren yang ada.
“Ironinya kita memang masih kalah dengan negara-negara yang non muslim. Travel syariah kita kalah dengan Thailand, begitu juga halal food kita kalah dengan Singapura. Artinya, Singapura merencanakan ini dengan baik, kita ketinggalan,” tegasnya. (dani)