Sby,MercuryFM – Setelah vakum selama 6 tahun, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur kembali menggelar Anugerah Penyiaran tahun 2019. Penyerahan Anugerah Penyiaran KPID Jawa Timur ini terasa istimewa karena dilaksanakan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (30/10/2019) malam.
Dalam Anugerah Penyiaran 2019 yang dihadiri anggota KPI Pusat, Nuning Rodiyah, Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak, Wakil ketua Komisi A DPRD Jatim, Bayu Airlangga, Ketua KPU Jatim, Choirul Anam dan Ketua Bawaslu Jatim, Mohammad Amin. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga mendapat penghargaan sebagai Tokoh Peduli Penyiaran di Jatim tahun 2019.
“Penghargaan terhadap Gubernur Khofifah setelah kita mendapatkan masukan dari beberapa pihak. Sehingga kita menilai layak beliau mendapatkan anugerah ini,” ujar Ketua KPID Jatim Afif Amrullah.
Arif dalam kesempatan ini, juga menjelaskan jumlah lembaga penyiaran di Jatim jumlahnya sangat banyak yakni 392 lembaga, meliputi 90 televisi dan 302 radio. Sedangkan salah satu tugas dari KPID adalah menjaga penggunaan frekuensi yang terbatas itu dengan sebaik-baiknya.
“Makanya penggunaan frekuensi ada periodisasinya yakni 10 tahun untuk televisi dan 5 tahun untuk radio kita lakukan evaluasi,” jelas Afif Amrullah.
Sementara itu Gubernur Khofifah Indar Parawansa usai menerima penghargaan menyatakan, ada tiga hal penting yang perlu diwaspadai di era keterbukaan informasi sekarang ini. Yang pertama adalah era post truth (pasca kebenaran). Kedua, erupsi, dan ketiga artifisial intelijen.
“Ketiga-tiganya berkaitan langsung dengan dunia penyiaran, baik audio maupun audio visual. Oleh karena itu momentum Anugerah Penyiaran KPID Jawa Timur harus dijadikan bagian penting untuk terus melakukan menjaga bagaimana sebetulnya kita bisa melakukan ricek dari produk siaran sebelum dipublish,” ujarnya.
Hal itu perlu dilakukan karena lantaran hari ini kata Khofifah, dengan artifisial intelijen, hampir tidak bisa dibedakan antara yang asli dengan yang sudah terpublikasi. Kemudian era post truth (pasca kebenaran) pasti di situ ada ketidakbenaran atau hoak.
Maka di Anugerah Penyiaran ini tentu lanjut Khofifah, kita berharap bahwa masing-masing kemudian saling bergandengan tangan membangun penguatan bagaimana sesungguhnya objektivitas sebuah siaran baik audio maupun audio visual itu dapat terjaga.
Kata Khofifah, otentisitas dari siaran itu juga menjadi penting ketika pertemuan-pertemuan itu kemudian tervalidasi di antara pelaku-pelaku dunia industri siaran itu sendiri. Sebab mereka nantinya kemudian bisa melakukan berbagai ikhtiar, bagaimana menjaga otentisitas dari produk siaran sebelum dipublish.
“Anugerah seperti ini bisa menjadikan mereka berfastabiqul Khairat (berlomba-lomba menuju kebaikan),” harap mantan menteei Sosial ini.
Penghargaan anugerah penyiaran KPID Jatim 2019, dari data KPID, diikuti sebanyak 286 karya meliputi 117 karya televisi dan 169 karya radio. Setelah dilakukan penilaian oleh tim juri ada 9 kategori penghargaan yang diberikan.
Pertama Untuk program religi radio dan tv terbaik dimenangkan oleh RRI Surabaya dengan judul Tasbih Khofifah dan TV9 Kiswah episode KH Agus Ali Mashuri. Kedua, program talk show terbaik dimenangkan Radio Mayangkara dan SBO TV.
Ketiga, program unggulan radio LPPL terbaik dimenangkan radio Suara Madiun program Rasa Warga. Keempat, program lokal TVSJJ terbaik dimenangkan Kompas TV. Kelima, program berita TV terbaik dimenangkan Metro Jatim.
Keenam, program inspirasi muda radio dan TV terbaik dimenangkan oleh Radio Pandowo FM dan Kompas TV Kediri. Ketujuh, program penyiar radio dan presenter TV talk show terbaik adalah Arif dari radio RRI Surabaya dan
Reno Reksa dari Metro TV.
Kedelapan, program wisata budaya Jatim terbaik diberikan kepada radio Perkasa FM Tulungagung dan JTV. Terakhir (kesembilan) program life time achievment dianugerahkan kepada Erol Jonathan dari radio Suara Surabaya FM. (ari)