Sby, MercuryFM – Bermunculannya industri baja ringan akhir-akhir ini bak jamur yang dipicu oleh kebutuhan masyarakat atas produk rangka atap pengganti kayu yang lebih praktis dan kuat memunculkan kebutuhan adanya suatu standarisasi proses produksi yaitu ISO dan standarisasi produk yaitu SNI.
General Manager PT. Gerai Baja Ringan Kepuh (PT GBRK), Rico Chandra B mengakui berangkat dari kebutuhan masyarakat, pihaknya berinisiatif melahirkan suatu wadah yang berfungsi sebagai pembina, pengayom, pembimbing bagi para calon start up yang ingin berbisnis baja ringan dimana PT GBRK akan menyediakan mesin-mesin produksi, melatih semua karyawan, memberikan sistem Teknologi Informasi (TI), memasok bahan baku sesuai SNI bahkan memastikan produk profil baja ringan merek KEPUH® tersebut berstandar SNI pula.
Ditegaskan Rico, semua hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk baja ringan KEPUH yang dijual dihasilkan dari proses produksi berstandar ISO dan produknya berstandar SNI. Selain itu juga seluruh karyawannya juga terlatih dan profesional dibidangnya.
“Kami ingin bergandengan tangan dengan Pemerintah dalam rangka meningkatkan kontribusi rasio industrialisasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang makin menurun. Indonesia harus mengukuhkan dirinya sebagai negara industrialis, bukan hanya sebagai negara konsumtif,” Kata Rico Chandra seperti yang dikutip dalam keterangan resminya, Senin (30/11/2020).
Untuk diketahui beroperasinya PT GBRK ini ditandai dengan peresmian yang dilakukan oleh Bapak Dr. Ir. Taufiek Bawazier, M.Si selaku Direktur Jenderal ILMATE, Kementerian Perindustrian RI.(Dani)