Sby,MercuryFM – Belakangan muncul viral di media sosial sebuah video water barrier (pembatas jalan) di jalan tol bergerak sendiri yang menghebohkan masyarakat.
Video yang tersebar di sosial media berdurasi sekitar 27 detik ini diyakini terjadi di tol Pandaan – Malang kilometer 63 sampai 66. Tepatnya berada di Wilayah Kecamatan Sukorejo, arah Malang ke Surabaya.
Dalam video tersebut terlihat ada tiga water barrier yang ada lajur sisi jalan tol tepat di garis markah. Sepintas tidak ada yang aneh pada ketiga benda berwarna oranye itu. Demikian juga dengan kondisi lalu lintas malam malam itu juga normal, bahkan terlihat lengang.
Namun beberapa saat kemudian terlihat dua water barrier bergerak sendiri secara perlahan dengan sedikit memutar ke arah tengah, namun posisinya masih berada pada garis markah jalan. Tak lama kemudian, satu water barrier lagi juga terlihat bergerak sendiri dengan pergerakan yang nyaris sama yaitu memutar. Bahkan posisinya agak menengah.
Pergerakan kedua benda itu ditangkap kamera CCTV yang ada di sekitar lokasi.
Fenomena menarik ini dibenarkan oleh Humas PT Jasamarga Tol Pandaan – Malang, Agus Triantio. Dia mengatakan kejadian itu berada di KM 62 hingga KM 67 tol Pandaan – Malang. Terkait dengan fenomena itu, dia menjelaskan bahwa sebenarnya di KM tersebut adalah lokasi antara lembah bukit yang dipotong.
“Nah, bukit yang dipotong itu antara KM 62 sampai KM 65 yang ada water barrier yang bergerak itu. Di bawahnya itu lembah, dan disana juga ada rest area, nah disana itu sering terjadi angin kencang. Sampean kan tahu kan, kalau angin kencang lewat lorong sempit maka kecepatannya menjadi lebih tinggi, kecepatannya bertambah dan itu bisa menggerakkan water barrier,” jelasnya.
Dia menambahkan, water barrier itu sampai bergerak akibat terpaan angin kencang karena ada water barrier yang bocor.
“Water barrier itu seharusnya kan diisi penuh air, tapi ada yang bocor, itu setelah dicek. Yang bocor itu lah yang bergerak. Jadi tidak ada unsur mistis,” tandasnya sambil tertawa kecil.
Dijelaskan oleh Agus, water barrier memang dipasang untuk memberi batasan jalan karena ada pekerjaan pembangunan di bahu jalan. Jika pembangunan selesai, barrier diambil semua. Petugas tol akan memasang rambu-rambu peringatan adanya angin kencang.
“Antisipasi, kan ini masih ada pekerjaan maka dipasang water barrier. Kalau sudah selesai kita ambil water barriernya, untuk selanjutnya akan dipasang rambu-rambu awas hembusan angin kencang,” terangnya.
Agus memastikan di kilometer 62+800 tidak pernah ada kecelakaan. Kecelakaan justru terjadi di kilometer 70 arah menuju ke Purwodadi.
“Disitu menurut data jarang terjadi kecelakaan. Justru terjadi di kilometer 70 Purwodadi,” pungkasnya. (ari)