Surabaya,MercuryFM – Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono optimis laju inflasi di Jatim akan terjaga dengan baik dan tetap dibawah rata rata inflasi nasional. Meski saat ini sebagian kebutuhan pokok masyarakat alami kenaikan termasuk menjelang datangnya bulan Ramadhan.
Menurut Adhy dalam keterangan usai mengikuti Rapat Pimpinan (Rapim) digedung DPRD Jatim mengatakan, memang saat ini beberapa komuditas bahan kebutuhan alami kenaikan diantaranya, selain beras juga daging sapi, telur, ayam dan cabe baik cabe rawit maupun cabe merah.
Namun semuanya kata Adhy masih bisa terkendali dipasaran dan tidak menimbulkan gejolak di masyarakat Jatim.
“Komoditas tersebut diatas memang dijual diatas HET tapi kenaikannya hanya 0,2 persen. Sedangkan daging sapi justru dibabwah HET,” ungkap Pj Gubernur Adhy Karyono.
Saat ini kata Adhy Pemprov Jatim fokus untuk menstabilkan harga beras dan cabe. Pemicu kenaikan harga beras disebabkan gabah kering giling naik kisaran Rp.7 ribu / Kg. Tetapi penjualan beras medium dan premium justru melebihi HET
“Namun dibanding provinsi lain se Pulau Jawa, HET beras medium dan premium di Jatim justru paling rendah karena kita menjaga dengan baik,” tegas Adhy.
Dari ketersediaan stok beras, lanjut Adhy, dari bulog sendiri tersedia sebanyak 135 ribu ton, dan akan terus masuk baik melalui pelabuhan Probolinggo maupun Tanjung Perak Surabaya yang peruntukannya untuk bansos.
“Dipisahkan untuk bansos beras itu berbeda lagi CPP nya, dan ini setara dengan kalau kita menggunakan keluar masuk beras SPAP itu sekitar 6 bulan. Ini terus kita komunikasikan dengan direktur di bulog untuk bisa menambah kapasitasnya di Jatim,” jelasnya.
Selanjutnya, kata Adhy tinggal bagaimana beras SPAP itu kita kontrol supaya harga beras bisa tetap standart.
“Salah satu yang dilakukan Pemprov adalah menggelar pasar murah dengan harga HET untuk beras, mintak dan sebagainya supaya ada pembanding dengan pasar,” tegasnya.
Selanjutnya, kata Adhy faktor masalah musim panen dimana akhir musim tanam dan musim panen raya pada bulan Maret sampai April mendatang juga menjaga agar tidak semakin terkontraksi harga beras.
“Kita bersyukur, ramadhan masuk tapi musim panen raya di Jatim juga masuk. Mudah-mudahan terkontraksi,” harapnya.
Sementara Pekerjaan Rumah (PR) Jatim adalah produk beras yang kualitas baik (premium) diambil pihak lain untuk distribusi ke 20 provinsi lain. Padahal, Jatim surplus beras 3,5 juta ton.
“Kita berharap skema dibawah, beras cadangan itu jangan semuanya habis gitu lho. Jadi kalau semuanya habis adanya cuma beras bulog padahal ada yang lebih bagus bukan beras Taiwan dari luar negeri,” jelas Adhy Karyono.
Dengan kondisi saat ini kata Adhy Karyono pihaknya optimis inflasi Jatim relatif terjaga dengan baik bahkan sesuai 3 plus minus 1 persen selama 2023 lalu. Bahkan walaupun 2024 ini target inflasi diturunkan BI menjadi 2,5 plus minus 1, Jatim tetap bisa stabil.
“Jujur, walaupun harga sedkit bergejolak kita masih bisa menahan itu. Jadi insyaAllah menjelang ramadhan kita akan perbanyak pasar murah kemudian operasi pasar dan juga bagaimana menahan distribusi keluar antar daerah, sama sama membuat stok untuk memenuhi kebutuhan di masing masing kab/kota,” pungkasnya. (ari)