Sby,MercuryFM – Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti meminta PT. Jasa Marga sebagai pengelola jalan Tol untuk memperhatikan kondisi jalan dan pemeliharaan struktur di bawahnya menyusul insiden longsornya ruas jalan tol Surabaya arah Gempol KM 06+200.
Reni mengatakan, kejadian tersebut memicu kemacetan lalu-lintas yang berdampak kepada mobilitas ekonomi terutama di Surabaya.
“Perlu mendapat perhatian pihak Jasa Marga. Kemacetan akan berdampak pada mobilitas ekonomi utamanya Surabaya dan merugikan warga pengguna jalan tol,” ujarnya pada Rabu (27/01/202).
Reni juga meminta kepada pihak Jasa Marga untuk segera menyampaikan informasi soal perbaikan kondisi jalan yang ambales, sekaligus kapan jalan tersebut bisa normal dilewati kembali.
“Rekayasa lalu lintas bisa koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota dan Pemprov,” tambahnya,” tegasnya.
Politisi perempuan PKS ini meminta para pengguna jalan Tol, khususnya warga Surabaya agar berhati-hati. Apalagi ketika melewati jalan yang rawan longsor karena curah hujan yang tinggi.
“Yang jelas perlu hati-hati. Dan bisa ambil jaur alternatif agar tidak terjebak kemacetan panjang,” pungkasnya.
Terpisah, GM Representative Office 3 Jasamarga Transjawa Tollroad (GM RO 3 JTTRD), Hendri Taufik menjelaskan, bahwa kejadian diawali dengan adanya penurunan tanah yang mengakibatkan retakan pada lajur 1 di KM 06+200 pada tanggal (25/01/2021) sekitar pukul 00.00 WIB.
Sehingga, kata Hendri Taufik, dilakukan penutupan lajur 1 dan dilakukan penanganan pada lokasi tersebut, agar penurunan dan retakan tidak berlanjut.
“Namun, pada saat proses perbaikan berjalan di keesokan harinya, dengan cara penguatan tanah berupa penutupan mortar, terjadi penurunan tanah kembali. Sehingga perlu dilakukan penutupan pada lajur 1 dan 2 di lokasi tersebut,” terangnya.
Akibat dari kejadian longsor ini, lajur 1 dan 2 yang mengarah ke Gempol ditutup untuk keamanan pemakai jalan.
Pihak Jasa Marga mengaku terus berkoordinasi dengan Tim Geoteknik dari ITS untuk memantau kondisi longsoran itu. Saat ini sedang dilakukan penanganan pertama, dengan pemasangan sandbag, di tepi perkerasan dan di kaki longsor.
Tak hanya itu, pihak Jasa Marga juga telah menyiapkan mitigasi risiko, untuk mengantisipasi kepadatan yang terjadi akibat kejadian longsor tersebut. Mitigasi risiko tersebut, berupa pengurangan kapasitas transaksi di Gerbang Tol Dupak, dan Banyu Urip. Dengan menyesuaikan kapasitas lajur yang masih bisa dilewati.
Koordinasi juga dilakukan dengan kepolisian untuk menyiapkan contra flow pada bukaan terdekat. Yaitu pada KM 5+600 sampai KM 09+000.
Jasa Marga memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan, akibat adanya penanganan longsor. Dan mengimbau pengguna jalan untuk mengantisipasi perjalanan sebelum memasuki jalan tol. Tetap berhati-hati dan menaati rambu-rambu, terutama di sekitar lokasi pekerjaan. (alam)