Sby, MercuryFM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mencatat ada 566 desa di Jatim yang mengalami kekeringan kritis karena musim hujan tidak kunjung datang. Dampak kekeringan itu menyebabkan sumber air terbatas, sehingga warga mengandalkan bantuan air dari pemerintah untuk kebutuhan sehari-hari.
“Yang kering keritis ada 566 desa dan persediaan air orang perhari kurang dari 10 liter, sumber air kebutuhan warga untuk memenuhi kebutuhan air cukup jauh rata rata tiga km lebih,” kata Kepala BPBD Jatim Subhan Wahyudiono pada Senin (28/10/19).
Menurut Subhan, saat ini BPBD Jatim akan terus melakukan droping air ke beberapa wilayah yang mengalami kekeringan kritis. Saat ini, mobil tangki setiap hari memasok air bersih, untuk mengisi tandon-tandon air yang sudah disiapkan. “Sesuai BMKG maka musim hujan diprediksi bulan november,” tambahnya.
Dikatakan Subhan, daerah yang mengalami kekeringan itu diantaranya ada di kabupaten Mageratan, Tulungagung, Bojonegoro, Pacitan, Tuban, Lamongan dan Tuban.
“Selain derah tersebut data yang ada, kekeringan juga melanda empat kabupaten di Madura yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Sedangkan, di beberapa wilayah di Jatim bagaian timur seperti Lumajang, Bondowoso, Probolinggo, Situbondo dan Banyuwangi juga mengalami kekeringan parah,” jelasnya.
Karena sesuai data BMKG, diprediksi hujan terjadi pada bulan November maka pihaknya kata Subhan akan terus melakukan droping air sampai dengan satu bulan kedepan.
“Kita sudah berkoordinasi dengan BPBD Kota Kabupaten setempat agar droping air terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air warga setempat,” pungkasnya. (ari)