Surabaya, MercuryFM – Masih dalam rangkaian Hari Anak Se-Dunia, atau World Children’s Day yang diperingati setiap tanggal 20 November, Unicef bersama Akatara Jurnalis Sahabat Anak (JSA) menyelenggarakan kegiatan selebrasi Hari Anak Sedunia dengan tema #DengarkanAnakMuda. Acara yang digelar di Balai Pemuda, Surabaya (27/11/2021) ini memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menyampaikan aspirasinya.
CFO Unicef Surabaya, Ermi Ndoen mengatakan, dalam peringatan Hari Anak Internasional, setiap tahunnya anak-anak diberi kesempatan menyuarakan suara dan aspirasinya.
“Anak-anak ini adalah pemimpin masa depan. Karena itu suara anak-anak ini sangat penting,”kata Ermi Ndoen saat ditemui usai membuka acara peringatan World Children’s Day, Sabtu (27/11/2021).
Saat pandemi, dikatakan Ermi, anak-anak lebih banyak beraktivitas di rumah. Meskipun demikian bukan berarti mereka berhenti melahirkan kreativitas. Anak-anak, dikatakan Ermi, sangat optimis dunia akan lebih baik.
Ermi berpesan, anak-anak harus percaya bahwa suara mereka didengar.
“Jangan takut menyuarakan hak-hakmu dan aspirasimu,” ujar Ermi berpesan.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya, M. Ikhsan, menuturkan tentang kisah anak kerang dan ibu kerang. Anak kerang mengadu ke ibunya bahwa banyak pasir yang masuk ke badannya dan membuatnya perih.
Ibu kerang pun tidak bisa berbuat banyak selain meminta anaknya bersabar. Si anak kerang pun patuh pada sang ibu meskipun menanggung perih. Setelah bertahun-tahun, pasir-pasir tadi semakin menumpuk hingga akhirnya menjadi mutiara yang sangat indah.
Ini juga yang akan dialami anak-anak ini. Meskipun saat ini menghadapi kondisi yang kurang menyenangkan, namun jika bisa menyikapinya dengan tepat, maka mereka akan terasah dan kuat. Dan inilah kualitas yang dibutuhkan sebagai pemimpin dunia.
World Children’s Day tahun ini diselenggarakan selama dua hari. Di hari pertama anak-anak dari Surabaya, Jombang, Bangkalan dan Pamekasan menggelar rapat pleno yang menghasilkan kesepakatan suara anak di masa pandemi.
Beberapa rekomendasi yang disampaikan anak-anak dari berbagai kota di Jawa Timur diantaranya berharap kepada pemerintah untuk memberikan pendidikan parenting kepada orang tua dan calon orang tua serta memberikan pelatihan, fasilitas, dan modal berwirausaha untuk mengurangi angka Perkawinan Usia Anak (PUA). Kemudian anak-anak Jawa Timur juga berharap, pemerintah dapat memberikan penanganan khusus kepada pelaku dan korban kekerasan serta pelecehan seksual dan memperluas akses pelaporan dengan aplikasi khusus.
”Kami anak Jawa Timur berharap pemerintah mengoptimalkan pendataan, fasilitas penunjang hidup bagi anak yang ditinggal orang tuanya akibat COVID-19, memberikan pekerjaan bagi orang tua, serta memberikan beasiswa khusus kepada anak yang kurang mampu secara ekonomi untuk mengurangi angka putus sekolah, eksploitasi anak, dan anak terlantar,” ujar Neysa Christiana dari Forum Anak Surabaya.
Mereka juga ingin ada teman curhat yang bisa memberikan saran di tengah masa pandemi. Selain menggelar pleno anak, mereka juga mendapat pelatihan soft skill public speaking yang akan bermanfaat bagi mereka di masa mendatang. Selain itu, ditampilkan pula pembacaan puisi serta seni khas Surabaya, Kidung Jula-Juli serta pembacaan puisi anak di tengah pandemi.(dan)