Surabaya, MercuryFM – Rencana pemerintah yang akan melakukan impor beras terus mendapat penolakan, khususnya di Jatim. Setelah Gubernur Jatim menyatakan Jatim tidak memerlukan beras impor, hari ini giliran kalangan DPRD Jatim yang menyatakan menolak keberadaan beras impor tersebut, khususnya untuk wilayah Jatim.
Ketua Komisi B DPRD Jatim, Aliyadi Mustofa, dengan tegas meminta pemerintah pusat segera melakukan evaluasi terhadap keputusan melakukan impor barang-barang yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat termasuk beras.
“Keputusan pemerintah yang akan mengimpor beras sangat membingungkan, mengingat di Provinsi Jatim stok beras masih sangat mencukupi bahkan surplus,” ujarnya, Kamis (25/3/2021).
Keputusan pemerintah mendatangkan beras impor kata politisi asal PKB ini sangat tidak rasional.
“Ini keputusan yang akan membunuh petani. Jatim saat ini memasuki musim panen dan stoknya melimpah. Kalau masih didatangkan beras impor dan masuk di Jatim, ya jelas akan mematikan petani,” ungkapnya.
Politisi asli Sampang ini mengatakan, pihaknya juga mendapatkan informasi bahwa di Banyuwangi masih ada beras impor asal Vietnam yang tersimpan di gudang Bulog sebanyak tiga ribu ton. Namun pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa terkait informasi itu.
“Mau diapakan lagi. Berasnya memang sudah ada di sana. Jangan sampai keluar karena jelas sekali Jatim tak membutuhkan beras impor. Sekarang pemerintah harus mengevaluasi lagi keputusan untuk melakukan impor barang-barang termasuk impor beras,” harap Aliyadi.
Di gudang beras Bulog Ketapang II Kabupaten Banyuwangi, jelas Aliyadi ditemukan 3.000 ton beras asal Vietnam yang ngendon. Beras tersebut merupakan hasil impor di tahun 2018 silam yang sejatinya diperuntukkan untuk wilayah Indonesia Timur.
Kedatangan beras impor dari Vietnam tersebut diangkut oleh kapal berbendera Vietnam MV Vinaship Diamond. Jatim sendiri tak membutuhkan beras-beras tersebut, mengingat berdasarkan data BPS hingga akhir tahun 2020 lalu produksi beras di Jatim mencapai 10,02 juta ton.
Sementara berdasarkan data terakhir hasil panen Jatim selama kuartal pertama tahun 2021 diproyeksikan mencapai 902,401 ton. Artinya, untuk memenuhi kebutuhan beras di Jatim masih sangat memenuhi bahkan surplus. (ari)