Surabaya, MercuryFM – Praktik politik di Indonesia yang identik dengan politik transaksional, politik uang, banyak ditanyakan mahasiswa kepada Ketua DPD Partai Gerindra Jatim Anwar Sadad.
Pertanyaan ini tampak muncul dalam diskusi politik dengan ratusan mahasiswa dan santri di kabupaten Jombang, yang digelar oleh Anwar Sadad (Gus Sadad), yang merupakan rangkaian dari kegiatan Tadarus Politik Milenial yang digelarnya, Sabtu (23/03/24).
“Maraknya politik uang transaksional itu karena kegagalan politisi meyakinkan publik serta ketidakmampuan delivering isu-isu politik sebagai isu publik,” ujar Gus Sadad menjawab pertanyaan mahasiswa.
Wakil Ketua DPRD Jatim tersebut menilai, masyarakat mulai apatis dengan pemilu karena menganggap pemilu itu hanya kepentingan parpol dan kontestan semata.
Di samping aspirasi mereka kurang terakomodasi lewat partai politik. Sehingga, kontestan pemilu akhirnya menggunakan politik uang untuk menarik dukungan masyarakat.
“Publik menilai pemilu itu kepentingan kontestan pemilu, tidak ada urusan dengan kepentingan mereka sendiri. Sehingga politik uang menjadi jalan pintas,” ucapnya.
Doktor Ilmu Politik Islam UIN Sunan Ampel itu menilai dengan semakin meningkatnya kompetensi politisi yang berkontestasi dalam Pemilu akan memperbaiki kehidupan politik.
“Kita lihat dalam Pemilu kemarin mengandalkan popularitas saja tidak cukup, juga mengandalkan dana saja bukan jaminan,” tegas Sadad.
Acara diskusi itu juga dihadiri oleh Gus Irfan Yusuf, Caleg terpilih DPR RI, serta Caleg terpilih DPRD Jatim, Farid Kurniawan Aditama dan Hidayat. (Ari)