Surabaya, MercuryFM – Bank Jatim sukses mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun 2023 kemarin. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Pemaparan Publik Bank, bertempat di Ruang Bromo Kantor Pusat Bank Jatim, yang dihadiri oleh Direktur Utama Busrul Iman, Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Edi Masrianto, Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah R. Arief Wicaksono, serta Direktur Manajemen Risiko Eko Susetyono, Selasa (23/02/24).
Dirut Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan, sepanjang 2023, manajemen telah melakukan banyak hal demi tercapainya visi dan misi Bank Jatim menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) No.1 di Indonesia, yaitu mengimplementasikan dan mengadopsi proses bisnis perbankan yang dinamis, meningkatkan captive market yang sudah menjadi kekuatan Bank Jatim, serta mengeksplorasi potensi bisnis baru namun tetap mempertahankan core bisnis sebagai BPD.
”Kami juga telah melakukan transformasi terhadap bisnis proses yang kurang relevan dan organisasi sehingga bisa lebih fokus pada percepatan dan akselerasi bisnis agar Bank Jatim dapat resilience dan agile dalam segala keadaan,” ujarnya.
Busrul menegaskan, beberapa indikator keuangan utama telah menunjukan perbaikan yang menandakan sudah berada di jalur yang tepat untuk menjadi BPD No.1.
Namun, beberapa faktor eksternal masih menjadi tantangan, seperti kondisi ekonomi makro yang dinamis dan harus terus memastikan beberapa transformasi fundamental yang dicanangkan manajemen dapat terus berjalan.
”Maka dari itu manajemen Bank Jatim terus melakukan beberapa penyesuaian terhadap capaian strategi bisnis untuk menghasilkan ekosistem bisnis yang stabil,” ungkapnya.
Sebab lanjutnya, ekosistem bisnis yang stabil merupakan kekuatan Bank Jatim dalam memberikan value dan benefit yang terus tumbuh setiap tahun, baik bagi para shareholders maupun stakeholders.
“Bank Jatim terus berusaha menjadi mitra strategis di bidang finansial bagi Pemerintah Daerah di Jawa Timur seperti layanan transaksi elektronifikasi bagi Pemerintah Daerah, pengelolaan cash management bagi ASN, pembiayaan konsumsi belanja Pemerintah, dan layanan keuangan pemerintah lainnya.,” ucapnya.
Di luar ekosistem pemerintah daerah, dalam upaya untuk meningkatkan market bisnis Bank, di tahun 2023 Bank Jatik kata Busrul, juga telah mengimplementasikan kebijakan segmentasi kredit yaitu mikro, kecil menengah, korporasi dan sindikasi.
”Hal tersebut dilakukan agar lebih fokus dan terarah. Ini relatif membawa hasil yang cukup baik yaitu adanya peningkatan penyaluran kredit yang eksponensial khususnya pada segmen kredit mikro dan kecil,” jelasnya.
Dijeladkan Busrul, sebagai perusahaan publik, pertumbuhan bisnis yang ditopang ekosistem yang stabil dan eksplorasi bisnis baru secara masif namun terukur mampu memberikan hasil yang relatif baik.
Bank Jatim secara konsisten terus berupaya memberikan return yang maksimal sebagai bentuk apresiasi kepada para shareholders dan investor yang telah memberikan kepercayaannya. Sehingga emiten dengan kode BJTM tersebut mampu menjadi salah satu motor penggerak ekonomi regional dan masyarakat pada umumnya.
Selama tahun 2023, penyaluran kredit Bank Jatik kata Busrul sukses berada di angka Rp 54,7 triliun atau tumbuh signifikan sebesar 18,54% (YoY). Oleh karenanya, aset bankjatim pun terus tumbuh sepanjang 2023 menjadi Rp 103,85 triliun.
Pertumbuhan kredit tertinggi bankjatim terjadi pada sektor produktif (komersial & SME) sebesar 34,28% (YoY) dan sektor konsumer sebesar 8,91% (YoY).
Dijelaskan Busrul, peningkatan kredit yang telah dicapai Bank Jatim itu membuat rasio pembiayaan terhadap pengelolaan dana (LDR) perseroan semakin membaik. Rasio LDR pada tahun 2022 hanya sebesar 56,50%, kemudian naik menjadi 70,03% pada tahun 2023.
“Penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Hal itu terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Jatim yang melandai. Yakni di angka 2,83% pada 2022 menjadi 2,49% pada 2023. Itu artinya kualitas kredit bankjatim semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” jelasnya.
”NPL berhasil mengalami penurunan karena kami telah melakukan penyelesaian kredit bermasalah serta adanya kredit hapus buku dan laba bersih kami sepanjang 2023 tercatat sebesar Rp 1,47 triliun,” lamjutnya.
Busrul juga memaparkan data, kinerja digital banking Bank Jatim memang cukup memuaskan. Sepanjang 2023, pengguna JConnect Mobile mencapai 641.266 user atau tumbuh 29% (YoY). Lalu untuk nominal transaksinya berada di angka Rp 42 triliun, naik 45% (YoY). Termasuk user JConnect IB Corporate berada di angka 8.319 atau naik 31% (YoY) dengan nominal transaksi sebesar Rp 11,7 triliun. .
”Selain itu, merchant QRIS kami sudah mencapai 136.274 atau tumbuh 133 persen (YoY) dengan nominal transaksi sebesar Rp 697 miliar atau tumbuh 262 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY). JConnect Loan juga tumbuh positif dan telah digunakan untuk memproses 35.710 persetujuan kredit dari 42.900 permohonan kredit,” urai Busrul.
Di tahun 2024, Busrul juga memaparkan sebenarnya banyak strategi yang telah disiapkan oleh Bank Jatim. Dimana Bank Jatim sudah berencana akan meluncurkan New JConnect Mobile. Di dalam New JConnect Mobile itu nantinya akan ada total 94 fitur. Rinciannya, 36 fitur baru dan 58 fitur existing.
Selain itu, tahun ini Bank Jatim juga akan gencar meningkatkan sektor kredit melalui pasar-pasar baru, memaksimalkan kembali captive market, dan mendorong terlaksananya Kelompok Usaha Bank (KUB).
Bank Jatim secara perlahan juga terus meningkatkan kapasitas bisnis International Banking dan Tresuri sebagai profit booster. Bahkan sampai akhir 2024 nanti, bankjatim menargetkan untuk total aset dapat mencatatkan pertumbuhan 2-3%.
“Untuk penyaluran kredit pada tahun 2024 ditargetkan mampu naik 16-18% karena didukung dengan penambahan jumlah Account Officer (AO) yang masif,” pungkasnya. (ari)