Surabaya, MercuryFM – Tingginya angka pengangguran dari kelompok gen Z yang ada dikisaran 9 hingga 14 juta di Indonesia termasuk di Jawa Timur, membuat keprihatinan Ketua Komisi E DPRD Jatim Wara Sundari Renny Pramana.
Menurut Bunda Renny sapaan akrabnya, femomena ini merupakan peringatan atau warning bagi semuanya mulai dari pemerintah hingga masyarakat untuk mencapai target Indonesia emas di tahun 2045 mendatang.
“Harus dijadikan salah satu acuan untuk berusaha mengatasi guna mengejar Indonesia emas mendatang,” ujarnya, Kamis (23/05/24).
Kata politisi wanita PDI Perjuangan, kedepan pemerintah atau Presiden baru nantinya tidak hanya memprioritaskan tenaga kerja dari sektor formal saja, melainkan juga mendorong tenaga kerja di sektor informal karena sektor informal bisa sebagai garda terdepan mengatasi banyaknya pengangguran.
“Karena pengangguran terbanyak dari lulusan SMK dan SMA serta S 1 hendaknya Pemerintah mendorong ada sinergi antara Pendidikan, pelatihan dan kebutuhan dunia kerja, sehingga siswa tamat dari sekolah di tingkatannya bisa langsung kerja sesuai dengan keterampilan yang dimiliki, ” terang wanita yang juga Bendahara DPD PDI Perjuangan Jatim.
Seperti diberitakan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut ada sejumlah faktor yang membuat banyak anak muda alias Gen Z menganggur. Salah satu faktornya adalah salah memilih sekolah dan jurusan.
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki mengatakan, rata-rata waktu yang dibutuhkan seseorang yang baru lulus untuk mencari kerja adalah 6 bulan. Ketika seseorang salah memilih jurusan, kata dia, maka masa tunggu hingga mendapatkan pekerjaan akan semakin lama hingga 1 tahun.
Faktor salah jurusan inilah, katanya, yang menjadi banyak anak muda Indonesia masuk golongan pengangguran tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET).
“Kalau dia memang mempunya latar belakang yang cukup unik atau tidak cocok, bisa sampai 1 atau 2 tahun, NEET terjadi karena masalah ini,” kata Maliki.
Sekedar diketahui, beberapa waktu lalu Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat masih ada 7,2 juta pengangguran di Indonesia sampai Februari 2024. Dari jumlah ini, paling banyak adalah tamatan SMK dan SMA.
Secara rinci, jumlah penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 214 juta orang. Dari jumlah itu yang tercatat sebagai angkatan kerja sebanyak 149,38 juta orang, tetapi yang terserap atau bekerja hanya 142,18 juta orang sehingga sisanya 7,2 juta orang masih menganggur. (ari)