Batu, MercuryFM – PDI Perjuangan Jatim siapkan para saksi dalam mengawal pilkada serentak 19 kota Kabupaten di Jatim yang akan berlangsung 9 Desember 2020 mendatang. Bertempat Wisma Perjuangan DPD PDI Perjuangan Jatim di Jl Oro-oro Ombo Kota Batu, Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) DPD PDI Perjuangan Jatim gelar pelatihan untuk pelatuh saksi mulai 21-31 Agustus 2020.
Ketua DPD Jatim Kusnadi SH MHum dalam pidatonya saat membuka acara, mengatakan, tugas-tugas memenangkan pilkada 2020 adalah satu tarikan nafas dengan tugas memenangkan pemilu 2024.
“Pemilu 9 Desember 2020 merupakan titik awal kita untuk mencapai target kemenangan di 2024. Maka ibarat sebuah anak tangga, untuk mencapai puncaknya kita harus melalui satu per satu anak tangga tersebut,” kata Kusnadi, Sabtu (22/08/2020).
Karena itu, pria yang juga Ketua DPRD Jatim ini mengingatkan pentingnya peran saksi dalam memenangkan pemilu. Kerja-kerja penggalangan pemilih, menghimpun suara atau dukungan, bisa saja menjadi sia-sia tanpa keberadaan saksi yang solid dalam setiap tingkatan.
“Sebab saksi adalah kunci kemenangan kita dalam hal pengamanan dan pengawalan suara dalam pemilu,” katanya.
Sementara itu, menurut Kepala BSPN Jatim Hari Yulianto, acara pelatihan pelatih saksi kali ini diikuti 175 pelatih saksi dari 19 kabupaten dan kota di Jatim yang melaksanakan pilkada.
“Para pelatih saksi ini nantinya yang akan melatih para saksi dari tingkat TPS hingga tingkat kabupaten,” katanya.
Untuk pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan menerapkan secara ketat protokol kesehatan. Pelatihan dilaksanakan dalam dua gelombang. Gelombang I tanggal 21-25 Agustus dan gelombang II tanggal 27-31 Agustus.
Panitia juga meminta para peserta membawa hasil rapid tes dari daerah masing-masing. Tidak itu saja, panitia juga melakukan pengukuran suhu badan termasuk rapid tes tersendiri kepada calon peserta sebelum memasuki tempat acara.
“Jika ada peserta yang reaktif, tentu kami pulangkan. Bahkan peserta dan rekan-rekan satu rombongan dari kota yang sama akan kami pulangkan semua. Ini untuk memastikan agar acara pelatihan tidak menjadi sarana penyebaran Covid-19. Tetapi Alhamdulillah, pada gelombang pertama ini, tim medis tidak menemukan peserta yang reaktif” pungkas Hari Yulianto. (ari)