Sby, MercuryFM – Puluhan warga Gempol-Pasuruan, dusun Jurang Pelen 1 dan Jurang Pelen 2 Desa Bulusari mendatangi kantor Ansor Jawa Timur di jalan Mesjid Agung Timur, Gayungan, Surabaya pada Jum’at 21/02/2020. Kedatangan warga Gempol tersebut untuk meminta bantuan hukum pada LBH Ansor Jatim menyusul kabar tentang adanya intimidasi dari TNI, soal pembangunan perumahan TNI. Puluhan warga itu menegaska bahwa beredarnya kabar tersebut tidak benar.
Pujianto koordinator aksi menegaskan, bahwa selama ada perumahan TNI di wilayahnya itu justru memberikan rasa aman buat warga. Karenanya warga meminta pada pelapor berita miring tidak benar itu untuk dicabut.
“Lah, kok sekarang ada pemberitaan miring bahwa ada intimidasi dari TNI itu dari mana sumbernya. Berita tersebut hanya mengada-ngada saja. Selama ada perumahan TNI di Wilayah kami, mala kami senang. Bahkan warga diberikan pekerjaan oleh pihak TNI, “ papar Pujianto, pada awak media saat aksi berlangsung.
Pujianto menambahkan, dengan adanya perumahan TNI itu, perekonomian warga justru mulai tumbuh. Bahkan banyak warga dapat pekerjaan dari yang semula menganggur. “Coba sampean tanya sendiri pada warga yang datang kesini”tuturnya.
Sementara itu Nuril salah satu korlap lainnya menegaskan, bahwa lahan yang dipakai untuk pertambangan tersebut sama sekali tidak menggunakan lahan Tanah Kas Desa (TKD). “Itu tanah warga dan ber SHM, gak benar kalau itu dikatakan tanah TKD. Kami punya bukti kepemilikan lahan itu,” urai Nuril.
Nuril menambahkan kalau pihaknya menampik berita yang selama ini mencuat. “Bahkan kami justru kami mendukung perumahan prajurit TNI, Karena memberikan rasa aman bagi warga,” jelasnya.
Menurutnya pembangunan di kampung justru menggeliat seiring dengan kegiatan pembangunan perumahan TNI. Berita yang selama ini mencuat ada oknum tertentu yang mengintimidasi masyarakat itu tidak ada.
“Justru kami kayak keluarga dengan TNI, tidak ada istilahnya kami ditakut-takuti. Itu semua bohong belaka. Dan semua warga sudah setuju pembangunan perumahan TNI,” ungkap Nuril.
Nuril menjelaskan kalau pembangunan tersebut sudah berlangsung satu setengah tahun. Dan warga tidak merasa terganggu
“Kami akan melaporkan hal ini pada Sekneg dan LBH Ansor Jatim. Dan meminta pelapor untuk mencabut laporannya, karena semuanya bohong” pungkas Nuril.(Alam)