Sby,MercuryFM – Fraksi Golkar mulai mencium adanya upaya dari tim anggaran Pemprov Jatim yang tidak menjalankan program Nawa Bhakti Satya yang mengantarkan Khofifah Indar Parawansa – Emil Dardak menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim. Masa pandemi Covid-19 bukan menjadikan alasan program Nawa Bhakti Satya terabaikan.
Hal yang paling mencolok yakni Ketua Tim Anggaran yang dikomandoi Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono dinilai tidak menjalankan program andalan Nawa Bhakti Satya. Seperti Program Pendidikan gratis berkualitas (TisTas) termasuk janji Gubernur untuk seragam gratis yang belum terealisasi sampai saat ini. Apalagi menjelang Kebijakan Umum Anggaran – Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) yang tengah digodok DPRD Jatim ini.
Hal ini ditegaskan anggota Komisi E DPRD Jatim, Adam Rusyadi dari Fraksi Partai Golkar ini. Lagi-lagi ia berharap kepada seluruh OPD, khususnya Ketua Tim Anggaran agar serius menjalankan program Nawa Bhakti Satya.
“Kenapa saya menyatakan bahwa Sekdaprov tidak menjalankan Nawa Bhakti Satya, karena dalam setiap kunjungan kerja kami selalu dilaporkan bahwa ada double account antara BOS dan BOPP (Bantuan Operasional Pembiayaan Pendidikan),” katanya saat ditemui di Surabaya, Rabu (21/10/20)
Apalagi, lanjut politisi muda Dapil Sidoarjo ini, adanya pandemi Covid-19, BOPP dipotong. Adam menilai bahwa Program TisTas andalan Gubernur Khofifah semakin tidak jelas.
“Ini menunjukkan TisTas yang diusung Bu Gubernur akan semakin tidak jelas,” terangnya.
Ketidakseriusan Ketua Tim Anggaran ini diperkuat lagi dengan banyaknya suara dari masyarakat saat melakukan kunjungan kerja Komisi E yang salah satunya membidangi pendidikan.
“Kami juga mendapatkan suara dari bawah terkait dengan janji Bu Gubernur yaitu seragam untuk murid. Nah, ini akan menjadi bola salju jika tidak segera direalisasikan oleh tim anggaran dari Pemprov Jatim,” jelasnya.
“Apalagi, sudah dua kali ini seragam gratis tidak kunjung terlaksana bahkan gagal. Hampir setiap kunjungan kami, di semua sekolah menyampaikan seperti itu,” tambahnya.
Sebagai partai pengusung Gubernur Khofifah dalam Pilgub 2018 kemarin, tentu pihaknya wajib mengingatkan kepada tim anggaran agar serius untuk mengawal program Nawa Bhakti Satya.
Kegagalan pemberian seragam gratis ini, lanjut Adam, adalah teknis dari OPD dan harusnya bisa menata lebih baik lagi.
“Siapapun pemenang tendernya, proyeknya silahkan. Yang penting janjinya Bu Gubernur terlaksana,” ujarnya bernada geram.
Hal itu, Adam kembali menegaskan bahwa Ketua Tim Anggaran telah lalai dalam menjalankan program Nawa Bhakti Satya.
“Jangan sampai program yang bagus ini semakin melemahkan Bu Gubernur,” ungkapnya.
Ditanya dari 9 Program Nawa Bhakti Satya, Adam mengatakan yang terlihat hanya Jatim Sehat. Terkait Jatim Kerja, disampaikan Adam belum terlihat nyata. Sebab, pasca pandemi ini penanganan kuratif belum diperhatikan secara masif.
“Sektor ketenagakerjaan tentunya menjadi leading sektor terdepan dalam pemulihan ekonomi ini,” imbuhnya.
Kedepan, lanjut Adam, pihaknya akan menyampaikan kepada DPD Golkar Jatim untuk mengkritisi apa yang menjadi KUA-PPAS saat dibahas di DPRD Jatim untuk dibahas di fraksi Partai Golkar (FPG).
“Kami sudah menemukan di Dinas Pendidikan dan Dinas Ketenagakerjaan. Jangan-jangan di dinas yang lain ini banyak program Nawa Bhakti Satya Bu Gubernur yang tidak terlaksana,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Gubernur Khofifah menyiapkan Pendidikan Gratis Berkualitas (TisTas) yang terangkum dalam Nawa Bhakti Satya (Jatim Cerdas dan Sehat). Program ini dilakukan Pemprov Jatim sejak tahun lalu.
Dalam program ini, Pemprov Jatim memberikan SPP gratis untuk SMA dan SMK negeri dan subsidi SPP bagi SMA SMK swasta. Bahkan tahun ini program subsisi SPP juga akan mulai diberikan pada jenjang Madrasah Aliyah.
Hasil dari program ini, Pemprov mengklaim rata-rata lama sekolah di Jatim kini meningkat. Berdasarkan data BPS terbaru yang dirilis pada bulan Februari lalu, angka rata-rata lama sekolah Jawa Timur saat ini ada di angka 7,59 tahun.
Angka itu meningkat dibandingkan saat awal Khofifah menjabat sebagai Gubernur Jatim di tahun 2019, di mana rata-rata lama sekolah Jawa Timur saat itu ada di angka 7,34. (ari)