Sby,MercuryFM – Ratusan tambang ilegal masih beroperasi secara ilegal di Jawa Timur, hingga tahun 2019. Data yang ada di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim, sampai saat ini ada 200an titik tambang liar.
“Kondisi itu yang kita duga menjadi penyebab banjir di beberapa sungai seperti Brantas dan Bengawan Solo yang mengalir di beberapa kabupaten di Jatim,” ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Setiajit, di ruang kerjanya, Jumat (20/12/19).
“Satgas kita bersama Polda dan Polres diseluruh Jatim tidak bosan bosan melakukan penertiban. Banyak yang ditahan alat beratnya oleh kepolisian. Tetapi tidak ada jerahnya. Masih ada yang beroperasi meski ilegal,” lanjut Setiajit.
Menurut Setiajit, para penambang liar, yang sebagian besar adalah penambang galian C, tidak pernah melakukan reklamasi ketika selesai menambang. Mereka meninggalkan begitu saja, titik titik bekas tambang, sehingga mengakibatkan rusaknya ekosistem disekitarnya.
“Jika terjadi musim penghujan, bekas tambang itu diduga memicu banjir dan longsoran,” ungkapnya.
Setiajit mengatakan, pihaknya akan melakukan operasi secara berkala untuk memberantas tambang ilegal. Menurut dia, beberapa wilayah yang masih marak penambangan liar ada di sepanjang Sungai Brantas dan Bengawan Solo yakni di Gresik, Lamongan dan Tuban.
“Kita akan melakukan operasi serempak agar penambangan ilegal bisa berkurang. Kebanyakan pasir, atau urukan-urukan. Pasuruan sudah menipis dan di daerah Gresik, Lamongan dan Tuban cukup banyak. Lamongan kapur, Gresik kapur dan Tuban itu pasir silika,” pungkasnya. (ari)