Surabaya, MercuryFM – Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua Simanjuntak. mencari tahu seberapa besar museum SBY-Ani akan berdampak pada masyarakat Pacitan dan sekitarnya. Sahat mendatangi langsung museum tersebut di Pacitan dan bertemu dengan kontraktor yang mengerjakan. Selain itu, Sahat menjaring komentar dari masyarakat Pacitan.
Ini dilakukan Sahat terkait munculnya kegaduhan terkait bantuan keuangan Provinsi Jatim untuk museum SBY – ANI di Pacitan sebesar sembilan milyar rupiah.
“Saya kan wakil rakyat dari dapil Pacitan juga. Agar tidak berspekulasi, saya ingin tahu sendiri bagaimana rakyat merespon dan seberapa besar dampaknya pada masyarakat sekitar museum ini. Apalagi ini yang disoal adalah dana APBD yang saya adalah bagian dari penyusun anggaran di DPRD Jatim,” ungkap Sahat kepada awak media, Jumat (19/2/2021).
Kunjungan dalam rangka pengawasan APBD Jatim itu juga didampingi Bupati Pacitan, Indartato, Ketua DPRD Pacitan, Ronny Wahyono. Hasilnya, Sahat menilai tidak ada yang salah dari dana yang diberikan melalui Pemkab Pacitan untuk museum tersebut. Museum tersebut dinilai wajar oleh Sahat dan sesuai dengan aturan yang berlaku untuk diperbolehkannya sebuah daerah mendapat bantuan keuangan khusus dari Pemprov Jatim.
“Ada empat kriteria daerah untuk dapat bantuan keuangan, dan semua terpenuhi sehingga museum ini layak mendapat bantuan dari Pemprov Jatim,” jelasnya.
Keempat kriteria tersebut kata Sahat adalah dana tersebut mampu meningkatkan ekonomi, infrastuktur jalan dan pengairan, memperkecil disparitas kewilayahan serta mengurangi tingkat kemiskinan.
“Kalau saya obyektif saja, saya mendukung penuh pembangunan museum tersebut. Pun kalau tidak dibantu Pemprov, museum itu tetap jalan karena saya yakin Yudhoyono Foundation punya dana untuk menyelesaikan proyek tersebut,” kata Sahat.
Dari hasil tinjauan ini, Sahat juga menemukan bahwa Yayasan Yudhoyono tidak pernah memohon bantuan dana pembangunan museum SBY – ANI kepada Pemprov Jatim dan Pemkab Pacitan.
Pembangunan Museum SBY-ANI yang sedang berjalan dan diperkirakan pertengahan 2021 selesai ini, kata Sahat, ada atau tidak adanya bantuan hibah pemerintah pembangunan museum tetap berjalan.
“Nah, Pemkab Pacitan menyiapkan dana dari bantuan keuangan Pemprov Jatim dalam rangka untuk berkontribusi terhadap pembangunan Museum SBY-ANI sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi Pemkab Pacitan kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atas semua yang telah dilakukan beliau terhadap pembangunan Pacitan,” jelasnya.
Dilanjutkan Sahat, Museum SBY-ANI merupakan kearifan lokal yang patut didukung demi kemajuan pembangunan Pacitan sebagai destinasi wisata yang berdampak bagi pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan , mengurangi disparitas wilayah.
“Semoga Museum SBY – ANI ini bisa jadi kado HUT ke-276 tahun Kabupaten Pacitan. Sebagai pimpinan Dewan dan wakil rakyat dari Pacitan Sahat gembira ada peluang besar mendongkrak ekonomi masyarakat jika museum ini selesai dan jadi destinasi unggulan Pacitan,” lanjutnya.
Terkait dana sembilan milyar rupaih, wakil rakyat Jatim tiga periode ini menegaskan, dana tersebut masih ada dan belum terpakai akibat persoalan waktu penggunaan yang sangat terbatas.
“Dana itu ditetapkan lewat APBD Jatim 2020, namun baru cair pada Desember 2020. Sehingga waktunya tidak mencukupi untuk digunakan karena sudah batas akhir penggunaan APBD 2020. Lalu masuklah di APBD Pacitan 2021, yang saat ini belum digunakan,” ungkapnya.
“Sebenarnya masyarakat Pacitan gak mempersiapkan bantuan tersebut, mereka santai saja kok. Yang ribut kan politisi yang gak paham kok bisanya mempersoalkan dana tersebut, sebagai wakil rakyat kan harusnya mendukung adanya proyek yang mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat,” tutur Sahat. (ari)