Sby, MercuryFM – Kewaspadaan jajaran pemerintah paling bawah yakni desa atau kelurahan di Kota/Kabupaten yang masuk zona merah penyebaran virus corona (covid 19) perlu di tingkatkan lagi. Pasalnya tingkat kewaspdaan dan kesiapsiagaannya sangat rendah jika diukur dari himbaun untuk menyediakan ruang observasi (isolasi) berbasis desa/kelurahan dan kecamatan.
Berdasarkan data satgas percepatan penanganan Covid-19 Jatim, beberapa daerah zona merah dan cukup banyak memiliki orang yang terkonfirmasi positif covid-19 ternyata prosentase keberadaan ruang observasi berbasis desa/kelurahan dan kecamatan masih dibawah 20 persen.
Data satgas percepatan penanganan covid- 19 Jatim, Kota Surabaya dengan status zona merah dan menjadi episentrum sebaran covid-19 di Jatim dengan 250 orang positif covid-19, 669 orang PDP dan 1.728 orang ODP, ternyata baru memiliki 27 kelurahan yang punya ruang observasi. Padahal total jumlah kelurahan di Surabaya ada sebayak 127 kelurahan sehingga prosentasenya masih kisaran 17,5 %.
Begitu juga di Kabupaten Malang yang memiliki 378 desa dan 12 kelurahan, baru tersedia ruang observasi sebanyak 53 atau 14,3 %. Padahal jumlah pasien positif covid-19 ada sebanyak 16 orang, dimana 4 diantara sudah sembuh dan 1 meningal serta 11 sisanya masih dirawat.
Selanjutnya di Kabupaten Probolinggo yang relatif baru sepekan ditetapkan zona merah dengan jumlah kasus positif covid-19 sebanyak 15 orang, memiliki jumlah desa sebanyak 325 dan 5 kelurahan. Namun yang sudah memiliki ruang observasi berbasis desa/kelurahan baru sebanyak 30 atau sekitar 9,1 %.
Kemudian Kota Malang yang memiliki 8 orang kasus positif covid-19, memiliki sebanyak 54 kelurahan. Ternyata baru ada 3 kelurahan yang memiliki ruang observasi sehingga prosentasenya baru mencapai 5,3 %.
Di Kota Kediri juga hampir serupa dengan jumlah kasus positif sebanyak 7 orang, dan memiliki sebanyak 46 kelurahan, ternyata baru memiliki ruang observasi berbasis kelurahan sebanyak 1 atau prosentasenya hanya 2,2%.
Hal ini justru berbanding terbalik dengan kabupaten/kota zona merah yang jumlah kasus positif covid-19 nya relatif lebih sedikiti, justru prosentase ruang observasi berbasis desa/kelurahan sudah mencapai 100 persen.
Misalnya Kabupaten Banyuwangi yang memiliki kasus positif covid-19 sebanyak 3 orang dimana 1 sudah sembuh dan 1 meninggal serta 1 masih dirawat, prosentasenya sudah 100 persen. Padahal Kab Banyuwangi memiliki sebanyak 189 desa dan 28 kelurahan.
Begitu juga di Kabupaten Trenggalek yang baru memiliki 1 kasus positif covid-19 ternyata sudah 100 % dari sebanyak 152 desa dan 5 kelurahan yang ada telah memiliki ruang observasi.
“Kendati demikian saya bersyukur karena grafiknya terus naik. Sekarang desa/kelurahan yang memiliki ruang observasi di Jatim mencapai 6.343 atau setara dengan 74,5 %. Jadi keikutsertaan pemerintah desa dan kelurahan harus terus ditingkatkan,” ungkap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam keteragan di gesung Grahadi, Sabtu (18/04/20).
Menurut Khofifah pihaknya telah menyampaikan ke Bupati/ Walikota bahwa Ketersediaan ruang observasi berbasis desa/kelurahan itu sangat penting,
“Ini bagian upaya preventif, bukan hanya digunakan untuk warga desa yang pulang kampung dari daerah episentrum sebaran covid-19 seperti dari Jakarta maupun Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia dan negara lainnya. Tetapi itu juga bisa digunakan untuk warga yang berstatus ODP yang membutuhkan ruang observasi,” jelasnya.
Sementara itu Ketua DPRD Jatim Kusnadi meminta agar pemerintah kota Kabupaten lebih intens lagi meminta jajaran dibawahnya Kota/ Kabupaten untuk memenuhi ruang observasi (isolasi) berasis desa atau kelurahan tersebut.
Bagi daerah Perkotaan seperti kelurahan yang wilayahnya padat, kata Kusnadi, sebisa mungkin memanfaatkan fasilitas publlik yang ada, seperti gedung PAUD, Balai RW dan lain sebagainya untuk ruang observasi agar upaya memutus mata rantai sebaran Covid-19 ini bisa maksimal dan terukur.
“Kuncinya adalah kita harus bergotong royong saling membantu dan mengingatkan serta mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah supaya menjalankan physical distancing dan keluar rumah menggunakan masker,” harap ketua pria yang juga ketua DPD PDI Perjuangan ini. (ari)
BalasBalas ke semuaTeruskan
|