Surabaya, MercuryFM – Gubernur Khofifah menyayangkan masih ada kota/kabupaten di Jatim yang belum maksimal lakukan kegiatan vaksinasi di daerahnya. Bahkan prosentase vaksinasi masih diangka 1 persen.
Ini diungkapkan Gubernur saat gelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama dengan bupati/walikota se-Jatim secara virtual di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa sore (18/5/2921).
Terkait hal tersebut, Khofifah meminta agar seluruh bupati/wali kota yang di daerahnya masih sangat rendah merealisasikan vaksinasi, agar segera mengkoordinasikan percepatannya. Utamanya untuk memaksimalkan vaksin kepada para lansia dan guru, termasuk guru-guru di pesantren.
“Hari ini belum maksimal, untuk vaksinasi lansia kita sudah melakukan dengan berbagai ikhtiar. Sehingga harus ada format yang dimaksimalkan. Karena nanti adanya kaitannya, yaitu siswa yang pergi ke sekolah tidak membahayakan bagi lansia di rumah masing-masing,” kata Mantan Menteri Sosial ini.
Untuk memudahkan jangkauannya, Khofifah mengimbau kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di kabupaten/kota untuk membantu percepatan penyelenggaraan vaksinasi.
“Ini merupakan kesempatan untuk melakukan proses identifikasi vaksinasi bagi para guru dan lansia,” ungkapnya.
Permintaan untuk memaksimalkan vaksinasi khususnya untuk lansia, dipandang Gubernur cukup beralasan. Hal ini sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/423/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.
Di mana saat ini, distribusi vaksin Covid-19 tidak hanya melalui Dinkes Provinsi saja. Namun juga melalui HUB atau pusat penyimpanan. Di Jawa Timur, ada dua titik di Kota Surabaya dan dua titik di Kabupaten Sidoarjo.
“Saya yakin dari empat HUB tersebut, vaksin akan didistribusikan dengan cepat ke 38 kabupaten/kota. Belum lagi yang disimpan di Dinkes Jatim,” pungkas Gubernur Khofifah Indar Parawansa. (ari)