Surabaya, MercuryFM – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menggelar coffe morning dengan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan anggota Komisi VI DPR RI yang membidangi investasi, Mufti Anam. Pertemuan digelar di rumah dinas Wali Kota Surabaya, Kamis (18/3/2021).
Dalam kesempatan tersebut Eri mengatakan, akan terus memperkuat kolaborasi dengan Gresik dan Sidoarjo.
“Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik punya saling keterkaitan. Industrinya, UMKM-nya, transportasinya kita kolaborasikan agar tercipta dampak optimal ke masyarakat,” pungkasnya.
Eri menambahkan, pihaknya terus mendorong peningkatan investasi untuk membuka kembali lapangan kerja bagi masyarakat.
“Fokus pemerintah kota adalah menangani pandemi Covid-19 termasuk dampaknya dari sisi ekonomi. UMKM dan investasi skala besar terus kami dorong dan fasilitasi,” terangnya.
Menurut Eri, meski di tengah pandemi, investasi di Surabaya tahun 2020 menembus angka 64 triliun rupiah. Tumbuh dibanding 2019 yang mencapai 62 triliun rupiah. Nilai investasi sebesar 64 triliun rup[iah itu terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 1,5 triliun rupiah dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang terdiri dari PMDN fasilitas sebesar 20,63 triliun rupiah, serta PMDN non-fasilitas sebesar 41,92 triliun rupiah.
“Kami terus menjaga ekosistem investasi di Surabaya. Ekosistemnya benar-benar kami tingkatkan, dari aspek perizinan, kualitas SDM, hingga infrastruktur penunjang. Kami optimistis dalam fase pemulihan ekonomi sekarang, investasi bisa kembali bergeliat. Surabaya akan tetap menjadi destinasi investasi kelas dunia,” tegas Eri.
Dia menjelaskan, Pemkot Surabaya bakal rutin bertemu para pengusaha dan perbankan untuk memantau perkembangan ekonomi.
“Saya akan pantau day by day, karena ini terkait ekonomi rakyat, terkait lapangan kerja. Bagaimana pergerakan ekonomi di lapangan, saya akan cek ke dunia usaha dan perbankan, saya koordinasikan semuanya. Contohnya, dengan perbankan saya cek penyaluran kredit, oh ternyata naiknya masih lambat, misalnya, maka intervensi kebijakan apa yang bisa kita bikin, kita rumuskan bareng,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, bersama para kepala daerah tersebut, BKPM akan memperkuat kolaborasi pengembangan investasi untuk percepatan pemulihan ekonomi.
“Kita ingin investasi dipacu untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Vaksinasi jalan, investasi jalan, protokol kesehatan jalan, negeri kita akan cepat pulih,” ujar Bahlil.
Selain itu, dia juga menggarisbawahi peran strategis Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik sebagai jantungnya ekonomi Provinsi Jawa Timur.
“Hampir 40 persen produk domestik regional bruto (PDRB) Jawa Timur disumbang dari tiga daerah ini. Maka saya ingin sinerginya diperkuat. Dengan kepala daerah yang semuanya muda-muda, dengan pemerintahan yang ramah dunia usaha, saya sangat yakin investasi di sini bakal berkembang pesat,” tutur Bahlil.
Dengan kolaborasi yang kuat antara BKPM, Pemprov Jatim dan Pemkab/Pemkot, Bahlil optimis investasi di Jatim bakal semakin melesat.
“Bulan depan saya juga akan rakor di Jatim untuk memperkuat investasi di berbagai daerah,” pungkasnya. (alam)