Surabaya, MercuryFM – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah menyebut, larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah tidak akan menggangu “demand” atau permintaan masyarakat, sehingga dirinya tetap optimistis ekonomi akan tetap bergerak naik saat ldul Fitri mendatang.
“Kemarin sudah kami hitung semua, bahkan terkait larangan mudik. Jadi saya rasa tidak akan mengganggu ekonomi yang kini sedang tumbuh,” kata Difi, ketik ditemui usai acara workshop wartawan dengan tema “Sinergi Mendukung Bangga Wisata Jawa Timur”, Sabtu (17/4/2021).
Difi juga menyebut, larangan mudik juga tidak mempengaruhi harga sejumlah kebutuhan pokok secara signifikan di Jawa Timur, sebab beberapa komoditas sudah terpantau stabil, seperti saat sebelum Ramadan.
Sebelumnya, BI Jatim memprediksi momen Lebaran tahun 2021 akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi setempat, dengan mengalami peningkatan secara umum pada triwulan II tahun 2021 sebesar 2-3 persen. Ini dikarenakan, ujar Difi, karena faktor tingginya daya beli masyarakat.
Difi mengatakan, secara umum grafik ekonomi Jawa Timur memang masih sulit diprediksi, sebab pertumbuhannya masih tergantung pada permintaan masyarakat dan daya beli juga masih landai belum ada pergerakan signifikan.
“Namun, kami optimistis bahwa ekonomi Jatim akan tumbuh diatas 5,3 persen, karena industri manufaktur di Jatim juga sudah mulai bergerak.” ujarnya.
Bahkan kata Difi, komoditas beras juga akan mengalami surplus, karena sebentar lagi beberapa wilayah Jawa Timur mengalami panen.
Sementara itu, larangan mudik Lebaran 2021 tertuang dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah selama mulai tanggal 6 sampai 17 Mei 2021. Larangan tersebut juga diberlakukan untuk pengoperasian seluruh moda transportasi darat, laut dan udara. (dani)