Sby,MercuryFM – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa akhirnya menjabarkan secara global penggunaan dana APBD Jatim sebesar 2,84 Triliun dalam penanganan pandemi virus Corona (Covid- 19)
Menurut Gubernur dalam keterangan disela penyampaian update data penyebaran Covid- 19 di Jatim yang berlangsung di Gedung Grahadi, anggaran tersebut telah dibagi beberapa pos, mulai upaya promotif preventif, kuratif, tracing, dan sosial ekonomi.
“Yakni sebesar Rp 825,31 Miliar untuk kuratif, Rp 110,17 Miliar untuk promotif preventif, kemudian Rp 995,04 Miliar untuk sosial safetynet, dan Rp 454,26 Miliar untuk pemulihan ekonomi,” ujar Khofifah, Selasa (14/04/20).
Kata Mantan Menetri Sosial ini, anggaran penanganan dampak jaring sosial atau social safetynet yang paling besar, hampir 35 persen lebih atau Rp 995,04 Miliar itu dikarenakan sektor tersebut memang membutuhkan anggaran yang sangat besar.
Dana ini nantinya akan difokuskan pada masyarakat terdampak Corona, yang jumlahnya berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), baik melalui program Bantuan Penerima Non Tunai (BPNT) maupun Program Keluarga Harapan (PKH).
“Di pedesaan ada sekitar 4,73 juta KK (Kepala Keluarga), dimana 3,73 juta KK sudah tercatat dalam DTKS dan 1 juta KK belum masuk DTKS. Sedangkan di perkotaan (non agro) ada sekitar 3,8 juta KK, dimana 1 juta KK sudah masuk DTKS dan 2,8 juta KK belum masuk DTKS,” terang Khofifah.
Demikian juga dengan masyarakat di wilayah kepulauan, juga perlu mendapat perhatian khusus, karena mereka tidak bisa menjual hasil ikan akibat pandemi Corona.
“Dari 2,8 juta yang belum tercover DTKS di perkotaan itu, pemerintah pusat sebelumnya sudah memberikan bantuan 1,040 juta. Jadi tugas Pemprov adalah menambah kekurangan dan memperkuat bantalan BPNT bersama dengan kabupaten/kota,” pungkasnya. (ari)