Sby, MercuryFM – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur bekerjasama dengan Asosisasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS) memberikan solusi kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah agar tetap bisa berjualan disaat merebaknya pandemi Corona Virus atau Covid -19 dengan meluncurkan aplikasi “Meeber Lite” dengan fitur pre order.
Fitur ini bisa digunakan oleh meeber lite atau pedagang dengan meeberian atau pembeli untuk melakukan transaksi secara langsung, cepat, aman dan transparan, tanpa dikenai biaya sedikitpun.
“Kami berupaya memberikan solusi kepada pengusaha agar aktifitas perdagangan tetap berjalan. Karena Pandemi Covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan manusia, tetapi kesehatan bisnis juga turut digerogotinya. Hampir semua sektor usaha terdampak secara langsung,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Jawa Timur bidang Telekomonikasi dan Teknologi Informatika, Tritan Saputra di Surabaya, Selasa (14/4/2020).
Tritan menjelaskan kondisi saat ini memaksa pengusaha untuk berfikir bagaimana bisnis bisa terus berjalan tanpa mengharapkan stimulus dari pemerintah. Karena berapapun stimulus yang disediakan tidak akan mencukupi untuk seluruh pengusaha di Indonesia.
“Kami berfikir, gerakan apa yang bisa dikerjakan untuk bisa membantu UMKM , produk apa dan bagaimana peran pengusaha ditengah Pandemi Covid-19. Karena semua menghindari kerumunan. Di luar negeri, solusinya adalah take away. Di sini, pasar beberapa ada yang order pakai aplikasi whatshap, tetapi dibalas kira-kira tiga jam dan dikirimnya baru besoknya. Ini sangat lambat,” tambahnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto bahwa ada banyak keluhan yang masuk di Kadin Jatim tentang sulitnya akibat Pandemi Covid-19, salah satunya dari petani sayur dan buah di kota Batu. Mereka mengaku bingung memasarkan produknya karena biasanya disuplai ke hotel. Sementara akibat Pandemi Covid -19, hotel semuanya tutup. Keluhan yang sama juga diutarakan oleh UMKM makanan dan minuman. Ketiadaan kegiatan di luar rumah serta terhentinya beberapa kegiatan perekonomian yang menjadi penyebabnya. Imbasnya, banyak usaha UMKM dan IKM yang terpukul hingga omsetnya turun drastis.
Untuk itu, Kadin bersama Aptiknas berupaya mencari solusi atas permasalahan ini. Dan tak bisa dipungkiri, teknologi digital adalah solusi cerdas. Berbasis digital, bisnis dimasa sulit ini tetap akan memberikan gairah dan pertumbuhan UMKM dan IKM kuliner. Menurut data BPS 2019, di Jatim ada lebih dari 4.169 rumah makan dan restoran. Jumlah ini tentu saja terus berkembang secara dinamis hingga memasuki 2020.
Kesimpulan dari survey Nielsen, lanjut Okky, konsumen di berbagai wilayah di Asia, telah memberi sinyal bahwa kebiasaan makan mereka sangat mungkin berubah secara permanen, bahkan setelah dunia tak lagi terdampak penyebaran covid 19, Ketua Aptiknas Jatim, Okky Tri Hutomo.
“Survey Nielsen ini melibatkan 6.000 responden dari 11 pasar kuliner, termasuk Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Polling ini dilakukan pada tanggal 6 hingga 17 Maret 2020, dengan metode daring,” tegas Okky.
Mencermati kondisi tersebut, maka dibutuhkan sebuah cara atau metode yang mampu memenuhi perubahan pola hidup tersebut. Sebuah aplikasi kuliner yang mudah digunakan, canggih dan tentunya bermanfaat. Dan pilihan itu jatuh pada PT Meeber Teknologi Indonesia dengan produk aplikasi Meeberlite untuk mercant atau pelaku usaha dan Meeberian untuk konsumen atau pelanggan. Dengan aplikasi Meeber ini, pelaku usaha dan pelanggan dapat tetap terhubung dan tetap dapat bertransaksi meski saat ini ada banyak pembatasan karena pandemi covid 19.
“Tantangan bisnis F&B ke depan, adalah bagaimana menerapkan teknologi untuk mendukung konsep layanan kuliner sehingga menciptakan pengalaman yang unik, layanan cepat, dan nyaman (pesan, bayar, dan ambil pesanan) dengan fitur pre order, sesuai dengan perubahan perilaku konsumen,” jelas Rudy Hartawan, CEO Meeber Teknologi Indonesia.
Menurut Rudy, Meeber menawarkan solusi yang tepat untuk mendukung konsep yang disebutnya dengan Digital Resto 4.0. Penerapan Meeber melalui teknologi aplikasi, bisa langsung memesan melalui QR Code yang tersedia. Bahkan pembeli sudah bisa melakukan pemesanan sedari rumah atau diperjalanan dengan fitur pre order, tanpa harus antri di gerai.
“Sementara keuntungan bagi merchant atau pengelola, kecepatan dan ketepatan dalam pemesanan, informasi promo yang lengkap. Meeber juga dilengkapi fitur pesan lebih awal atau pre-order. Satu aplikasi dengan sistem pembayaran digital yang lengkap. Solusi pembayaran non tunai atau Cashless serta pelayanan penyajian makanan tanpa antri dan dipanggil. Semua o bagian dari gaya hidup on-the-go seperti hasil survey Neilsen,” tegas Rudy.
Lebih lanjut Rudy menjelaskan jika saat ini sudah puluhan ribu mercant yang telah menggunakan aplikasi Meeber yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Jogya, Surakarta, Surabaya, daerah Gerbang Kertasusilo, Malang, Bali dan Makasar.
“Pertumbuhan dan perkembangan Meeber terbilang cukup menggembirakan. Semua ini semata-mata karena adanya kesesuaian berbagai fitur dalam aplikasi dengan kebutuhan penggunanya. Sangat membantu pengusaha kuliner dan dibutuhkan oleh konsumenf. Singkatnya PDP, Produktif Dalam Pandemi,” pungkasnya.(Dani)