Surabaya, MercuryFM – Beri suasana kebersamaan dan kebahagiaan di perayaan Idulfitri 1442 Hijriah, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa datangi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jatim yang tengah menjalani masa karantina di Asrama Haji Surabaya.
Disambut penuh suka cita para PMI yang sedang dikarantina, Gubernur Khofifah membawakan makanan khas lebaran diantaranya Ketupat Sayur dan Lepet juga kurma.
Ekspresi haru terlihat dari wajah para PMI yang baru saja tiba dari berbagai negara tersebut.
“Lebaran ini adalah momen untuk berbagi kebahagiaan dan kebersamaan. Alhamdulillah saya bisa merayakan Idulfitri dengan teman-teman PMI yang pastinya merindukan rumah dan keluarga, tapi tetap menaati peraturan untuk karantina setelah hasil swab negatif mereka akan dijemput kabupaten/kota asal mereka,” ujar Khofifah, Jumat (14/5/2021).
Khofifah menjelaskan, mereka yang tengah menunggu hasil swab, masih belum bisa bertemu dengan keluarganya. Oleh sebab itu, melalui silaturahim dengan menu tradisional itu diharapkan bisa sedikit mengobati rasa rindu mereka dengan kampung halaman.
“Kita ingin berbagi rasa, berbagi suka meskipun mereka sudah sangat rindu ketemu keluarganya. Paling tidak ada suasana serasa di rumah,” jelasnya.
Tak hanya bersama para PMI, kebersamaan lebaran kali ini juga dilakukan Gubernur Khofifah bersama para relawan Covid-19, Satpol PP, petugas serta perawat di area Asrama Haji Surabaya. Semuanya merayakan Idulfitri dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Secara khusus saya pesan ketupat lebaran, sudah itu lepet dan kurma memang untuk kita semua yang ada di Asrama Haji, baik PMI maupun semua relawan dan petugas yang sama-sama melaksanakan tugas disini. Mari kita merayakan Idulfitri 1 Syawal 1442 Hijriah bersama. Mohon maaf lahir dan batin,” ajak Khofifah.
Sebelum menikmati hidangan bersama-sama, Gubernur Khofifah menyempatkan diri untuk meninjau lokasi Asrama Haji dan dapur umumnya. Khofifah pun menyempatkan diri berdialog dengan beberapa PMI.
Mantan Menteri Sosial RI itu menanyakan kondisi dan asal mereka. Tak lupa, menanyakan pengalaman merantau menjadi pekerja migran.
Selain berbagi kebahagiaan, kehadiran Gubernur Jatim bertemu para PMI juga untuk memastikan keamanan mereka sebelum kembali ke daerah asal.
“Jadi ada tiga lapis. Saat datang di sini, di-swab jika hasilnya negatif dapat dijemput daerahnya dan pulang untuk dilanjutkan karantina lokal. Kalau positif dirujuk ke Rumah Sakit Lapangan Indrapura. Saat ini tercatat 76 yang positif,” ujar Khofifah.
“Pengkarantinaan ini merupakan usaha untuk memastikan bahwa para pekerja migran dan keluarga mereka tetap aman dan terjaga dari penyebaran Covid-19,” lanjutnya.
Mantan Mensos ini juga menjelaskan, PMI yang telah dinyatakan negatif akan dikordinasikan Pemprov dan pemda tujuan serta dilengkapi surat keterangan negatif covid-19 dan surat jalan untuk kembali ke daerah masing-masing. Setiba di daerah asal, PMI akan dikarantina di centra-shelter selama 3 hari. Setelah itu, PMI akan menjalani swab kedua, diikuti dengan PPKM Mikro selama 14 hari. Ini berlaku baik bagi PMI asal Jatim maupun provinsi luar Jatim.
“Karantina berlapis harus dilakukan agar semua senantiasa terlindungi dan dipastikan sehat, baik keluarga yang ada di kampung, pun PMI sendiri,” terangnya.
Sementara itu, sejak dimulainya karantina 28 April 2021 lalu, hingga Kamis (13/5/2021) kemarin, tercatat 76 PMI yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari total 8.188 PMI yang telah tiba di Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, hingga hari ini, terdapat 359 PMI yang masih menjalani masa karantina aktif. Kedatangan PMI diperkirakan akan terus berlangsung hingga Juli 2021. (ari)