Sby, MercuryFM – Guna meningkatkan revenue di tengah masa pandemi, PT Rolas Nusantara Tambang (RNT), anak usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII di bidang tambang batu andesit (kerikil) tahun terus berusaha mengoptimalkan kerja sama pembelian batu hasil tambang secara longterm dengan perusahaan konstruksi.
Manager Keuangan dan Umum RNT, Aryo Sesotya Gumilang mengatakan selama ini kontribusi penyerapan batu andesit perseroan dari pasar ritel sebesar 50 persen dan korporasi 50 persen. Namun akibat pandemi, tingkat permintaan batu adesit ini turun 20 persen seiring dengan turunnya sektor properti/infrastruktur.
“Sebelum pandemi rata-rata produksi batu andesit ini bisa diangkut sebanyak 20 truk tronton per hari, dengan volume truk rata-rata 18 m3. Tapi sekarang turun, tinggal 15 truk per hari,” kata Aryo Sesotya di Surabaya, Kamis (11/02/2021).
Aryo menjelaskan untuk meningkatkan penjualan, strategi perseroan adalah dengan memanfaatkan sinergi BUMN maupun swasta melalui kerja sama penyerapan produk secara longterm maksimal 5 tahun.
“Sekarang hampir 80 persen pangsa pasar kita adalah secara long term. Saat ini sudah ada 3 perusahaan, dan akan tambah lagi 1 perusahaan. Strategi seperti ini yang akan kami lakukan ke depan,” imbuhnya.
Aryo menambahkan dengan strategi seperti itu, setidaknya di tengah pandemi ini perusahaan masih bisa mempertahankan karyawannya dengan tidak ada pengurangan karyawan maupun keterlambatan pembayaran upah karyawan.
Dia memaparkan saat ini RNT memiliki lahan konsesi untuk galian tambang batu andesit di kawasan Bromo – Tengger Pasuruan seluas 20 ha. Hingga kini dari luasan tersebut baru tergarap sekitar 8 ha.
“Di lahan ini mungkin ada sekitar 15 – 20 tahun lagi masih bisa digali sesuai kaidah penambangan yang benar,” imbuhnya.
Aryo pun menceritakan awal mula dididirkan perusahaan tambang batu andesit di PTPN XI adalah untuk optimalisasi lahan. Lahan ini awalnya hanya bisa ditanami pohon randu sehingga tidak bisa ditanami komoditas lain yang lebih bernilai ekonomis. Anak usaha bidang tambang batu ini pun telah berkontribusi sekitar 10 persen terhadap pendapatan PTPN XII.
“Untuk itu dibuatlah tambang dulu untuk ambil batuannya, lalu nanti dikembalikan ke penanaman komoditas lain,” imbuhnya.(Dani)