Sby, MercuryFM – Mendorong kemajuan ekonomi di Jawa Timur pada tahun 2020, PLN Unit Induk Distribusi Jatim gelar Sharing Economy Outlook Provinsi Jatim bersama Bank Indonesia dan Disperindag, Rabu (08/01/2020)
Sharing ini dihadiri oleh Bob Saril (General Manager UID Jatim), Drajat Irawan (Kepala Disperindag Jawa Timur), Difi Ahmad Johansyah (Kepala Perwakilan BI Jatim), Hermanta (Deputy Kepala Perwakilan BI), SRM PLN UID Jatim, dan Manager ULP Jawa Timur.
General Manager PLN UID Jatim Bob Saril mengatakan bahwa Jawa Timur membutuhkan economy outlook yang tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan bisnis di PLN sendiri 3,9% di mana elastisitasnya di bawah 1, kasus paling rendah untuk elastisitas pada tahun sebelumnya adalah 0,7%. Padahal 3 tahun sebelumnya telah mencapai 1,3%. Sehingga perlu digali permasalahan serta penyebabnya. “Segmentasi bisnis di PLN tidak sampai 5%, di mana penjualan PLN untuk tegangan rendah dan menengah sudah mendekati angka 5%, namun belum mengalami kenaikan pada tegangan tinggi”, jelasnya.
Bob Saril juga mengungkapkan bahwa PLN telah berkolaborasi dengan asosiasi himpunan kawasan industri dan telah menyediakan layanan khusus Super Power. Harapannya beban puncak yang masih 5800 MW dapat meningkat, di mana kapasitas yang telah disediakan adalah 9000-9200 MW.
Kepala Disperindag Jatim, Drajat Irawan mengungkapkan bahwa Jawa Timur mengembangkan industri dan perdagangan secara totalitas karena Jatim masuk kategori provinsi industri.
Pertumbuhan ekonomi di Jatim adalah 5,32% diatas Nasional yang masih 5,2%. Di Jatim sendiri
menganut prinsip “Petik Olah” sehingga menjadi nilai tambah di Jatim.
“Inflasi di Jatim terendah di Indonesia, yakni 2,12% dibandingkan Nasional 2,27%, sehingga menunjukan ekonomi yang sehat di Jawa Timur”, tegasnya.
.
Menyambut baik, Kepala Perwakilan BI Difi Ahmad Johansyah mengucapkan terima kasih dan berharap dapat terus berisinergi.
Difi mengungkapkan bahwa fokus dalam sharing kali ini adalah menemukan solusi-solusi terkait perkembangan ekonomi di Jawa Timur.
“Tujuan utama kita adalah mendatangkan investor ke Jatim, mengingat banyak perusahaan besar di Jatim sudah banyak yang berekspansi ke Jateng dan Jabar, kita harus meningkatkan produktivitas karena di Jatim terdapat potensi yang besar”, ungkapnya.(Dani)