Sby,MercuryFM – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti menjelaskan bahwa selama masa wabah Covid-19 tingkat keramaian hotel dan restoran mengalami penurunan. Bahkan, perhotelan itu tingkat okupansinya tinggal 10 persen dan beberapa diantaranya sudah menutup sementara usahanya itu.
“Restoran juga turun tajam antara 70-80 persen. Kami mengumpulkan data-data itu bersama ketua asosiasi. Jadi, kondisinya sekarang memang dilema,” imbuhnya.
Sementara itu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali mengirimkan surat edaran (SE) peningkatan kewaspadaan terhadap Covid-19 kepada penyedia layanan publik, pengelola mall, perkantoran, hotel, apartemen, dan perumahan. Termasuk pula pengelola restoran, rumah makan, kafe, pusat makanan dan jasa boga.
Menurut Antiek, dalam surat edaran kali ini, Risma meminta supaya mereka menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti membiasakan cuci tangan menggunakan air dan sabun, meminimalisir kontak fisik dengan orang lain dan mewajibkan memakai masker ketika berada di tempat umum. Selain itu, pihak pengelola juga diminta untuk menyediakan wastafel dilengkapi sabu dan juga hand sanitizer.
“Kami juga minta mereka untuk mendeteksi suhu tubuh di setiap pintu masuk. Bahkan, kami juga minta mereka supaya mengatur tempat duduknya. Jika kursinya tidak panjang maka harus diatur jaraknya 1-2 meter, tapi kalau kursinya panjang harus diberi tanda silang supaya beberapa tidak bisa diduduki,” tegasnya.
Antiek memastikan bahwa perhotelan dan rumah makan di Surabaya itu terus mematuhi berbagai protocol yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sebab, ini demi keselamatan bersama.
“Tentunya, kita semua berharap wabah virus ini segera berakhir, sehingga dunia usaha serta perekonomian di Kota Surabaya kembali pulih,” pungkasnya. (Alam)