Sby,MercuryFM – (MAGETAN) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Jatim diminta untuk lebih aktif dalam menggali potensi pengembangbiakan ayam di Jawa Timur. Peningkatan produktivitas pembibitan harus dilakukan di UPT yang ada di Kabupaten Magetan ini.
“Kita tahu hasil yang ada di sini masih belum signifikan. Padahal dengan luasan lahan UPT yang ada seharusnya hasilnya bisa lebih untuk pembibitan,” ujar Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim Mahdi, setelah melaksanakan kunjungan kerja Komisi B DPRD Jatim di UPT milik Dinas Perternakan Jawa Timur, yang diikuti anggota Komisi B lainnya seperti Subiyanto, Eko Prasetyo dari Fraksi Partai Demokrat, SW Nugroho, Tjong Ping, Agatha Retnosari dari Fraksi PDI Perjuangan, Rohani Siswanto, HM. Noer Soetjipto dari Fraksi Partai Gerindra dan Chusainudin, Ufiq Zuroida dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, Selasa (06/10/20).
Menurut Mahdi, UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak ini sendiri fokus pada pengembangan budidaya ayam. Ada 5.500 ekor, dari mulai jenis Ayam Arab, Ayam Kampung, Ayam Joper hingga hingga jenis ayam hias seperti Ayam Gaok, dikembangbiakan di UPT tersebut. Selain juga produksi telur, yang per September 2020 lalu sebanyak 15 ribu telur.
“Seharusnya kalau lihat kondisi lahan yang ada serta potensi yang dimiliki, hal tersebut bisa dimaksimalkan. Semisal pengembangan ayam bekisar, icon Jatim khan bisa dikembangkan disini,” lanjut politisi PPP ini.
Hal yang sama juga diungkapkan anggota Komisi B DPRD Jatim lainnya SW Nugroho. Dimana dirinya melihat, UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak ini seharusnya menjadi ujung tombak swasembada pangan khususnya di Jatim.
Caranya, kata dia, dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat teknik berternak yang bagus dan efisien.
“Jadi ukurannya bukan PAD di UPT ini menurut saya. Ukurannya berapa banyak masyarakat yang dilatih, dan kemudian ada intervensi atau fasilitasi berupa DOC atau buras tadi,” kata Nugroho.
“Terus bagaimana kemudian bagaimana mereka memelihara tidak gampang mati. Terus telurnya banyak,” lanjutnya.
Dengan begitu kata Nugroho, gizi masyarakat terpenuhi. Setidaknya dari ayam dan telur yang diternakkan sendiri.
“Masyarakat bisa ikut beternak. Meski tidak memiliki lahan yang luas. Ini juga ikut membantu masyarakat untuk tetap bisa konsumsi ayam dari hasil ternak yang dilakukan. Apalagi kalau bisa menjual hasilnya. Akan menambah penghasilan keluarga mereka,” ungkap politisi PDI Perjuangan ini.
Sementara itu Kepala UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak, Kusbiyono mengatakan pihaknya akan terus berinovasi dalam pengelolahan UPT ini. Salah satunya saat ini tengah mengubah cara budidaya ayam petelur. Dari Ayam Arab ke Ayam Kampung.
“Kemarin banyak di Ayam Arab. Saya kemudian masuk, lalu bagaimana di UPT ini bisa mengembangkan lebih luas lagi, tahun ini kami kembangkan Ayam Kampung,” kata Kusbiyono.
Diakuinya, Ayam Arab memiliki produktivitas telur yang bagus. Namun tidak bisa dimanfaatkan dagingnya, sehingga setelah afkir terbuang percuma.
Berbeda dengan Ayam Kampung yang baik telur maupun dagingnya bisa dimanfaatkan seluruhnya.
“Konsumsinya Ayam Kampung di Magetan ini juga cukup tinggi. Kita mau coba ke sana. Karena kan Magetan wilayah banyak penyuplai Ayam Kampung dari luar wilayah,” tegasnya.
Saat ini pengembangbiakan Ayam Kampung di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak masih tahap pemilahan indukan yang bagus. Targetnya tahun 2021 bisa memproduksi 500-750 butir telur.
“Kita juga terus lakukan pemberian DOC sebanyak 2.500-5.000 kepada kelompok-kelompok masyarakat di sekitar Bakorwil Madiun,” pungkasnya. (ari)