Malang, MercuryFM- Tingkatkan produksi dan produktivitas komoditas hortikultura di kabupaten Malang, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian lakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) tentang Pengembangan Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura, dengan 18 institusi, salah satunya Bank Jatim.
Menurut Direktut Mikro, Ritel, dan Menengah Bank Jatim, R. Arief Wicaksono, ruang lingkup Bank Jatim dalam MoU kali ini adalah memverifikasi/melakukan pengecekan dokumen petani dalam proses pengajuan pembiayaan. Baik melalui KUR maupun skema kredit lainnya.
Selain itu, Bank Jatim juga memberikan pendampingan manajemen ekonomi usaha pertanian dan pengelolaan manajemen keuangan untuk pemanfaatan KUR ataupun model pembiayaan lainnya. Serta memfasilitasi penguatan inklusi keuangan baik melalui KUR maupun skema kredit lainnya untuk petani dalam rangka mendukung budidaya pertanian kemitraan closed loop agribisnis hortikultura, Rabu (04/08/24).
”Lewat kolaborasi dengan multi stakeholders ini akan memberikan solusi dari hulu hingga hilir sehingga rantai pasok akan tertata dengan baik sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan para petani,” ujar Arief usai melakukan MoU yang juga di saksikan Bupati Malang Sanusi dan Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Yuli Sri Wilanti di Kantor Desa Tawangargo Malang.
Menurut Arief, lewat penandatanganan MoU ini, Bank berkode BJTM ingin membantu kesejahteraan petani lewat fasilitasi akses kredit yang terjangkau.
”Dukungan pembiayaan yang terjangkau dapat melipatgandakan manfaat yang bisa diperoleh petani dari program closed loop. Kami berharap support ini dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan para petani di Jawa Timur,” tegasnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Yuli Sri Wilanti mengatakan, program closed loop agribisnis hortikultura ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Malang serta memberikan kepastian harga bagi petani. Sehingga ke depannya bisa berkontribusi terhadap swasembada pangan nasional.
Sekarang lanjutnya sudah ada 7 daerah di Jawa Timur yang menjadi pilot project untuk penerapan program closed loop agribisnis hortikultura. Antara lain Jember, Jombang, Pasuruan, Malang, dan lain-lain.
”Lewat closed loop ini kami ingin membangun ekosistem end to end, mulai dari penyediaan sarana produksi seperti pupuk dan bibit, pembiayaan, hingga pendampingan budidaya yang baik dengan good agriculture practices dan penerapan smart farming,” terangnya.
Dijelaskan Yuli, melalui realisasi program closed loop tersebut, petani tidak perlu khawatir lagi mengenai proses penanaman hingga pemasaran produk hasil pertanian. Karena semuanya akan terintegrasi dalam jalinan kerja sama ini.
“Dengan adanya kemitraan seperti ini, pola tanam akan lebih teratur sesuai dengan permintaan pasar sehingga tidak ada lagi over supply yang menyebabkan harga anjlok,” pungkasnya.
Sedangkan Bupati Malang Sanusi, juga menambahkan, untuk ke depannya, keberhasilan program kemitraan closed loop agribisnis holtikultura di Kabupaten Malang ini diharapkan akan menjadi success story bagi pengembangan pada sektor holtikultura di wilayah Jawa Timur.
“Saya ucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan pemerintah pusat serta para stakeholders terkait program Kemitraan Closed Loop Agribisnis Holtikultura di Kabupaten Malang. Semoga pembangunan sektor holtikultura nantinya akan semakin maju dan berkembang di Kabupaten Malang,” ujarnya.
Selain penandatanganan nota kesepahaman, dalam acara tersebut Bank Jatim juga menyerahkan secara simbolis KUR kepada dua debitur dan sekaligus ikut melakukan penanaman bibit cabai kemitraan closed loop komoditas hortikultura Kabupaten Malang. (ari)