Sby, MercuryFM – Para Petani Tembakau di Jatim yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) merasa prihatin atas nasib mereka. Pasalnya, sampai saat ini kisaran bulan September di Jatim sudah memasuki panen raya tembakau namun kepastian kebutuhan tembakau masih belum jelas. Mereka melalu perwakilannya menemui Komisi B DPRD Jatim.
“Meski panen namun sampai saat ini belum terjadi kepastian dari pabrikan maupun pedagang besar dalam hal jumlah kebutuhan yang akan diserap di petani,”ungkap ketua APTI Jatim Amin Subarkah setelah bertemu dengan Komisi B DPRD Jatim, Senin (05/10/20).
Dikatakan oleh Amin Subarkah, pihaknya juga meminta komitmen dari pemerintah dalam urusan pertembakauan di Jatim.
“Ada banyak masalah misalnya urusan pupuk bersubsidi dalam rangka memberikan kesejahteraan kepada petani,” jelasnya.
Amin Subarkah mengungkapkan dengan perhatian pemerintah tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari tembakau asal Jatim.
“Kalau kualitasnya baik tentunya diharapkan tidak lagi pabrikan yang menilai tembakau asal Jatim jelek,” sambungnya.
Petani tembakau di Jatim, sambung Amin Subarkah, pihaknya minta ada komitmen dari pemerintah buka tutupnya Gudang pembelian tembakau.
”Kalau terlambat adanya pembukaan Gudang pembelian, petani tembakau terpaksa membakar tembakaunya. Oleh sebab itu kami minta komitmen dari pemerintah dalam mengurus tata niaga tembakau di Jatim,” tutupnya.
Sementara itu, ketua Komisi B DPRD Jatim aliyadi Mustofa menanggapi jeritaan petani tembakau tersebut mengungkapkan pihaknya sudah merekomendasikan ke Dinas Perkebunan dengan pihak-pihak terkait misalnya pabrikan untuk membahas permasalahan para petani tembakau tersebut.
“Duduk bareng bagaimana nasib petani petani tembakau ini. Jangan sampai petani tembakau dirugikan. Kami akan kawal terus masalah ini untuk kesejahteraan petani tembakau di Jatim,” tandas pria asal Sampang Madura. (ari)
BalasBalas ke semuaTeruskan
|