Sahabat, Menurut data dari Kemenkes ataupun WHO hingga akhir 2020 menyatakan bahwa penyakit Jantung masih menjadi pembunuh pertama. Jadi ini tidak bisa disepelekan, apalagi di masa pandemi, yang menyebabkan perubahan-perubahan dari pola dan perilaku dari pasien, sehingga meningkatkan morbiditas dan mortalitas(keparahan dan kematian).
dr. Yan Efrata Sembiring, SpB, SpBTKV ( K ) mengatakan, seringkali masyarakat terlambat menyadari kalau dirinya itu terkena sakit jantung, padahal tidak ada yang tiba-tiba, semua ada gejala awalnya. Padahal kalau sudah mengalami keluhan tidak enak di dada, nyeri di bahu atau gejala seperti masuk angin dan diobati dengan obat yang biasa diminum tidak sembuh, maka secepatnya memeriksakan diri ke dokter, jangan terlambat hingga gejala lebih berat lagi. Sehingga sangat penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, apalagi untuk yang memiliki faktor resiko.
Dan untuk Operasi Jantung , dr. Yan menjelaskan, bahwa rata-rata lama operasi jantungnya sendiri adalah 2-3 jam, sebelum itu dokter anestesi melakukan tugasnya juga membutuhkan waktu, begitupun setelah operasi, membutuhkan waktu lagi untuk memindahkan pasien ke ICU, sehingga rata-rata 4-5 jam lama operasi, tapi itu tergantung kasus kalau kasusnya lebih simple, maka akan bisa lebih cepat. Dan di masa Pandemi ini Operasi Jantung semuanya dilakukan dengan proteksi, dimana screening dilakukan dengan ketat. Pasien harus di swab PCR sebanyak 2 kali sebelum operasi, begitupun penunggu pasien pun juga harus swab, dan tenaga kesehatan pun yang bertugas saat operasi juga melakukan swab. Screening dilakukan dengan ketat untuk memberikan keamanan tidak hanya untuk pasien tapi juga untuk nakes. Stay Safe, Stay Healthy, Be Happy.(Yn) Selengkapnya hanya di podcast Rumah Sehat Surabaya