Surabaya, MercuryFM – Beberapa hari menjelang lebaran 2021, peningkatan jumlah pengunjung pusat perbelanjaan terjadi di Kota Surabaya. Di beberapa mal seperti Tunjungan Plaza dan Royal Plaza misalnya, lonjakan pengunjung terlihat sejak Sabtu (1/5/2021) hingga Minggu malam (2/5/2021).
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi memastikan, pusat perbelanjaan di Surabaya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti pengunjung memakai masker, pengukuran suhu, cuci tangan dan mengatur arus (flow) pengunjung berjalan satu arah (one way).
“Kebetulan sampai hari ini tidak ditemukan pengunjung tanpa masker, masyarakat juga sudah sadar protokol kesehatan. Kalau pengukuran suhu otomatis terukur karena ada thermal scanner,” kata Sutandi di Surabaya, Selasa (4/5/2021).
Sutandi menjelaskan, pengaturan jumlah kapasitas pengunjung di setiap toko juga sudah dilakukan. Jika ada kapasitas pengunjung di dalam toko penuh, maka pengunjung yang lain harus mengantre terlebih dahulu.
Meski begitu, ia juga mengimbau kepada pengelola dan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Jangan sampai antusiasme berbelanja membuat pengunjung lalai dan yang terjadi malah peningkatan kasus Covid-19. Karena terjadi peningkatan kasus, tidak menutup kemungkinan akan diberlakukan lagi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Jika pengetatan kembali diterapkan, maka ekonomi yang sudah semakin pulih ini akan drop kembali.
“Yang rugi nggak cuma mal tapi juga masyarakat. Kita mengimbau meski antusias berbelanja, tapi ya taat lah. Kalau (toko) penuh ya antre di depan,” ujarnya.
Diakui Sutandi, pemulihan ekonomi di sektor retail sebenarnya sudah terjadi sejak Desember 2020. Namun pemulihan tersebut sempat drop kembali karena pemberlakuan PPKM.
Tapi setelah itu, recovery bisnis retail terus mengalami peningkatan hingga puncaknya pada akhir pekan kemarin. Bahkan tercatat jumlah mobil yang datang ke Tunjungan Plaza mencapai 12 ribu lebih. Jumlah tersebut menurut Sutandi, sudah menyerupai Lebaran 2019 lalu atau sebelum pandemi.
“Di traffic jumlah mobil yang datang ke dalam mal itu sampai 12.700-an, itu sudah sama dengan kondisi lebaran tahun (2019) lalu. Di bulan yang sama di tahun 2020 itu dua sampai tiga ribu saja,” kata Sutandi.
Menurutnya, momen menjelang lebaran adalah momen “panen” para pelaku bisnis retail. Maka dari itu jauh sebelumnya, mereka sudah menyiapkan beragam promo seperti cuci gudang dan diskon. Ia menyampaikan hampir semua tenant memberikan potongan harga sehingga membuat daya tarik tersendiri bagi konsumen.
Sutandi menambahkan, momentum lebaran inilah saat yang tepat agar ekonomi pulih dan kembali bangkit.
“Jadi kita betul-betul memanfaatkan momentum lebaran ini, kembali bangkit, kita recovery dan kondisi bisnis kembali normal sehingga antara prioritas ekonomi dan kesehatan bisa kita seimbangkan,” tandasnya. (dani)