Sby, MercuryFM – Sikap Pemerintah Kota Surabaya khususnya Dispora Kota surabaya dan pengelola Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) yang menutup stadiun saat Menpora Zainudin Amali melakukan sidak GBT sebagai kesiapan salah satu venue Piala Dunia U 20 tahun 2021, disesalkan DPD Golkar Jatim.
“Misi utama pak menteri itu kan datang langsung untuk Indonesia. Kenapa kok sampai Wali Kota Surabaya maupun orang orangnya yang bertanggung jawab terhadap GBT, tidak membuka dan menutup pintu,” ujar Sekretaris DPD Partai Golkar Jatim Sahat Tua Simanjuntak, Senin (04/11/19).
Menurut Sahat, dirinya menampik terkuncinya Stadion GBT saat menpora berkunjung ada kaitannya dengan politik. Ini dinilai karena komunikasi yang tidak berjalan baik di lingkungan Pemkot Surabaya.
“Saya pikir kalau itu wali kota tidak bisa dikomunikasi, paling tidak kepala dispora-nya lah. Saya tahu kadispora provinsi sudah (berusaha) komunikasi,” tegasnya.
Politisi yang juga duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Timur itu meminta Pemkot Surabaya untuk berkomunikasi dengan Kemenpora. Menjadwal ulang kunjungan menpora untuk melihat kesiapan stadion yang terletak di Surabaya Utara tersebut.
Menurut Sahat, menteri adalah pembantu presiden. Kedatangan Menpora Zainudin Amali membawa program Presiden Joko Widodo. Seharusnya mendapat sambutan yang positif.
“Saya sangat sayangkan mentalitas birokrasi seperti itu di dalam era demokrasi yang keterbukaan seperti ini,” kata Sahat.
Sementara itu dikonfirmasi soal bau sampah yang selama ini menjadi perdebatan, Sahat mengatakan bahwa memang ada permasalahan di sana berupa aroma itu. Tinggal sekarang duduk bersama mencari solusi terkait masalah sampah tersebut.
“Saya pikir bukan hanya gubernur, semua orang. Ini dapil saya Surabaya. Saya ini kan 10 tahun jadi anggota DPRD dari Dapil 1 Surabaya. Dari dulu memang bau sampah dan bagaimana cara mengatasi. Pak menteri datangkan dalam rangka memberi kebaikan,” pungkasnya. (ari)