Yogyakarta, MercuryFM – Tahun 2024 PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula mentargetkan giling tebu sebesar 13,5 juta ton. Dan memproduksi gula kristal putih (GKP) sebesar 978 ribu ton dengan kualitas SNI. Hal ini diungkapkan Direktur Utama SGN Aris Toharisman, disela rapat koordinasi manajemen Kamis (1/2/2024), di Gedung LPP Garden Yogyakarta.
Aris mengatakan untuk bisa mencapai hal tersebut pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi. Strategi ini juga sudah dilakukan di sepanjang tahun 2023, yang berhasil mencatatkan kinerja impresif pada tutup buku tahun 2023.
“Melanjutkan transformasi PTPN Group, tahun 2023 merupakan tahun pertama SGN mengelola 36 pabrik gula yang semula berada dibawah pengelolaan PTPN gula,” jelas Aris, Jumat (2/2/2024).
Walaupun mengalami penurunan jumlah tebu digiling sebagai akibat efek El Nino, namun rendemen yang dicapai naik menjadi 7,19 persen, atau meningkat 111,6 persen dibandingkan tahun 2022.
Dia juga menyebut strategi regionalisasi merupakan salah satu kunci keberhasilan SGN pada tahun 2023. Selain itu SGN dan petani tebu mitra berhasil mengembalikan pola kemitraan dari transaksional pembelian tebu menjadi sistem bagi hasil yang lebih menguntungkan kedua pihak.
“Dengan sistem regionalisasi ini kami membagi 36 pabrik kedalam 7 region. Masing-masing region mengatur awal giling sehingga setiap pabrik yang memulai giling mendapatkan kepastian pemenuhan bahan baku,” ungkap Aris.
Pabrik dengan efisiensi lebih tinggi dan harga pokok produksi rendah mendapatkan kesempatan memulai awal giling lebih awal. Dengan strategi ini pabrik-pabrik gula dapat beroperasi pada kapasitas optimal dengan meminimalkan kompetisi antar pabrik gula sesaudara. Didukung oleh mitra petani yang menyambut baik pemberlakuan bagi hasil, SGN bersama para petani tebu dapat bersinergi secara positif.
Seperti diketahui hakekat kemitraan antara petani tebu dengan pabrik gula adalah melalui sistem bagi hasil yang menguntungkan masing-masing pihak. Petani akan termotivasi meningkatkan kualitas budidaya tebu karena akan berbanding lurus dengan apresiasi dari pabrik gula dan berdampak pada tingkat kesejahteraan mereka.
Sedangkan pabrik gula sangat terbantu dengan bahan baku tebu yang berkualitas yang tidak hanya berpengaruh pada kuantitas dan kualitas produksi gula melainkan juga pada performa pabrik.
“Keberhasilan tersebut merupakan dukungan semua pihak, entitas eks PTPN gula sebagai pengelola on farm, PTPN Group, mitra petani, perbankan dan rekanan yang mendukung proses bisnis berjalan dengan baik,” beber Aris.
Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama PT SGN, M Abdul Ghani mengungkapkan, SGN yang berdiri sejak tahun 2021 ternyata di tahun 2023 sudah memberikan harapan sebagaimana yang diharapkan oleh Menteri BUMN Eric Thohir bahwa pembentukan SGN yang secara internal menjadi perusahaan yang sehat.
“Tahun lalu kita bisa mencapai EBITDA diatas Rp 1 triliun adalah suatu kebanggan karena dalam sejarah PTPN sejak 20 tahun belum pernah mencapai EBITDA diatas Rp 1 triliun,” kata Abdul Ghani.
Tantangan kedepan, karena telah diamanatkan pemerintah untuk menjadi bagian dari kemandirian gula nasional melalui Perpres nomor 40/2023, maka PT SGN akan menjadi backbound kemandirian gula nasional.
“Prinsip yang kita tanamkan adalah bahwa Indonesia miliki potensi sebagai produsen gula yang bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan gula dalam negeri tetapi juga mengekspor gula. Ini bisa terwujud apabila kita bisa meningkatkan produktifitas tebu petani,” pungkasnya.l(dan)