Sby,MercuryFM – Kebutuhan Alat Perlidungan Diri (APD) para tenaga medis , para medis dan frontliner yang terkait dengan penanganan pasien Covid-19 di Jawa Timur kian meningkat. Bahkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa pada masa puncak wabah Covid-19, kebutuhan APD di Jawa Timur minimum akan mencapai 3.350 buah per harinya.
“Satu pasien sehari butuh 23 APD . Jika diperkirakan puncaknya sampai 150 pasien maka per hari butuh 3350 APD. Kita berharap itu tidak sampai terjadi tetapi kita harus menyiapkan contigency plan,” ujar Khofifah dalam keterangan pers di Gedung Grahadi, Kamis (02/04/20).
Dengan hal itu kata Khofifah pihaknya saat ini terus menyisir industri tekstile dan juga sentra penghasil hazmat, masker dan juga sarana APD medis, untuk bisa mendapatkan kuota harian guna mencukupi kebutuhan APD di tengah wabah Covid-19.
Seperti kemarin kata Khofifah pihaknya meninjau PT Putrateja Sempurna yang ada di Kota Probolinggo. Pasalnya, industri tekstil dengan brand cukup terkenal ini mengonversi usaha tekstil fashionnya untuk memproduksi hazmat dan masker hingga tiga bulan mendatang.
Tak tanggung tanggung, kapasitas produksi hazmat industri ini mencapai 1 juta buah per bulan. Sehingga dalam tiga bulan mereka akan memproduksi 3 juta hazmat.
“Saat ini terkonfimasi bahwa APD menjadi kebutuhan di seluruh dunia. Alhamdulillah Pak Walikota Probolinggo menginformasikan ada pabrik yang memproduksi APD sampai satu juta buah per bulan, maka saya ingin datang ke sini untuk meminta kuota harian,” kata Khofifah.
“Artinya kalau produksi perusahaan ini bisa digunakan untuk Jatim saya ingin minta kuota harian. Mengapa harian karena tempat yang lain juga membutuhkan segera untuk APD ini,” lanjutnya.
Menurut Khofifah, APD saat ini menjadi kebutuhan primer untuk memberikan keamanan pada tenaga medis yang terkait dengan penanganan pasien Covid-19.
“Karena kalau kita bicara kebutuhan, satu pasien Covid-19 itu kita membutuhkan 23 buah APD. Jadi kalau misalnya di RSUD Dr Soetomo, sekarang sedang merawat 11 orang pasien maka ya kebutuhan seharinya adalah 11 dikalikan 23 APD begitu juga rumah sakit lainnya ,” tegas Khofifah.
Dengan hitungan tersebut maka lanjut Khofifah kebutuhan hazmat dan APD di rumah sakit di Jatim pada puncaknya diperkirakan mencapai 3.350 buah dalam sehari. Sehingga dibutuhkan suplai dalam jumlah yang besar untuk menjamin ketersediaan APD sesuai kebutuhan.
“Maka kita bisa menghitung sampai pada puncaknya, baik APD maupun kebutuhan lainnya agar ketersediaan alkes dan sebagainya aman jika misalnya opsi contigency plan harus kita laksanakan,” jelasnya.
“Seperti SMKN 2 Lamongan, SMKN 2 Kalitengah, SMKN Sarirejo, SMKN Sambeng, dan SMK NU 2 Kedungpring. Masing-masing sekolah yang memberikan sensitivitas membuat hazmat itu adalah para siswa jurusan tata busana,” pungkasnya. (ari)