Surabaya, MercuryFM – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menggelar pertemuan dengan Direktur Eksekutif, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto, di ruang kerjanya, Jumat (2/9/2022). Dalam pertemuan tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi menerima ToA (Token of Appreciation) dari Budi Hanoto, sekaligus membahas berbagai hal mengenai perekonomian di Surabaya.
Wali Kota Eri Cahyadi menjelaskan, dalam kesempatan ini ada beberapa hal yang dijadikan bahan diskusi bersama. Di antaranya, bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar tidak terjadi inflasi harga pangan di Kota Surabaya.
Dengan ToA ini, Wali Kota Eri Cahyadi berharap dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan perputaran ekonomi yang baik di Kota Surabaya.
“Jadi seperti Tunjungan Romansa, di mana saat itu disupport oleh BI Jatim untuk menggerakkan UMKM agar perekonomian terus bergerak. InsyaAllah ke depan akan ada program lagi yang dijalankan bersama BI,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto mengungkapkan, ke depannya bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan ada kolaborasi untuk mengantisipasi terjadinya inflasi harga pangan. Oleh karena itu, nantinya akan membentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk segera menentukan langkah-langkahnya antisipasinya.
“Nanti dibentuk TPID bersama BI dan Pemkot, terutama untuk menangani inflasi harga-harga pangan, kita petakan lagi, kita teliti lagi mana kira-kira yang membutuhkan intervensi,” imbuhnya.
Di sela-sela diskusi, Budi sempat memberikan uang pecahan baru emisi tahun 2022 kepada Wali Kota Eri Cahyadi. Uang kertas tersebut disusun rapi, mulai pecahan Rp1.000 hingga Rp100 ribu lengkap dengan sampulnya. Budi menjelaskan, ToA itu diberikan kepada Wali Kota Eri atas mandat Gubernur BI, agar diberikan secara langsung kepada kepala daerah di masing-masing wilayah, di Jawa Timur.
“Kebetulan saya diberi kesempatan langsung untuk memberikan ToA ini kepada Pak Wali (Eri Cahyadi). Uang kertas kali ini desainnya baru, lebih mudah dikenali oleh tunanetra dan uang baru ini tidak mudah dipalsukan,” tandas Budi. (lam)