Malang, MercuryFM – Sukses mengembangkan Kampung Tangguh, sekarang muncul gagasan untuk membuat pesantren tangguh. Gagasan itu muncul dalam ajang Halal bi Halal Online Gubernur Jawa Timur bersama tokoh masyarakat dan pengasuh pondok pesantren yang dipimpin Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di BPSDM Malang, Minggu (31/5/2020).
“Tadi yang disampaikan oleh Kyai Amal Fakhullah antara lain adalah pesantren tangguh. Saya rasa langsung direspon oleh Pak Kapolda bagaimana format pesantren tangguh. Kita di Malang ini punya banyak role model kampung tangguh. Nah, kalau ada pesantren tangguh berarti kekuatan internal pesantren yang akan terus melapisi bagaimana mereka menjaga seluruhnya hidup bersih, seluruhnya menggunakan masker, kalau keluar kamar, dan seterusnya,” tandas Khofifah.
Adanya pesantren tangguh, lanjut gubernur perempuan pertama di Jatim ini, juga akan menjadi penguat di masing-masing pesantren. Terlebih lagi dipersiapkan dengan format pesantren tangguh yang bagus seperti yang disampaikan Kyai Amal Fathullah dari Gontor.
Sementara itu, terkait dengan protokol kesehatan saat kembalinya para santri ke pesantren mereka masing-masing, menurut Khofifah sebenarnya masing-masing pesantren punya otoritas yang sudah permanen. Dengan demikian, maka tinggal mengkordinasikan bagaimana proses kembalinya para santri.
Dengan adanya rumusan tersebut maka ketika ada pesantren yang mengkonfirmasi sebagian santrinya masuk besok atau lusa maka sudah ada panduan apa yang harus dilakukan. Menurut Khofifah, pada dasarnya santri yang masuk itu adalah khusus untuk santri santri yang hanya mengaji yang tidak ada kelas formalnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Jawa Timur, Acmad Jazadi mengungkapkan, bahwa keberadaan pesantren tangguh sendang dirumuskan dengan pihak Polda Jatim. “Inikan kesempatan terbaik bahwa pesantren ternyata memiliki adaptibilitas yang tinggi dalam suansana seperti apapun pesantren selalu responsif, ini kesempatan untuk kemudian dengan diksi-diksi apapun ada pesantren tangguh, pesantren yang memenuhi protokol kesehatan dan segala macam. Ini kesempatan untuk menyatakan sesungguhnya pesantren siap dengan menerapkan protokol kesehatan,” tandasnya.
Tekait dengan new normal life ditegaskan bahwa pesantren memiliki lembaga yang otonom yang memiliki kekhasan yang luar bias dan mandiri, jadi soal kapan dan segala macam itu menjadi otoritasnya oimpinan pesantren masing masing, hanya saja tugas kita memfasilitasi mereka agar misalnya prosedur tetap untuk melaksanakan protokol kesehatan itu juga diterapkan di pondok-pondok pesantren. (Red)